Ponpes Salafiyah Nurul Falah Haromain, Cetak Generasi Penghafal Alquran
Diawali pada 2003 Yayasan Nurul Falah konsen melakukan pembinaan keagamaan secara aktif dan masif dalam bentuk majlis taklim, taman pendidikan alquran (TPA) dan kegiatan sosial. Tujuannya, untuk memperkokoh keimanan dan membentengi umat dari dekadensi moral, khususnya bagi generasi muda Islam. Tingginya partisipasi masyarakat dan dipandang perlu adanya wadah pembinaan yang lebih fokus mencetak kader juru dakwah yang berkompeten dan berilmu. Maka pada 14 Oktober 2015 diresmikannya Pondok Pesantren Nurul Falah Haromain. Pondok pesantren yang beralamat di Kampung Kosong, RT 04/04, Kelurahan Panunggangan, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang merupakan lembaga yang berorientasi kepada pendidikan keagamaan, sosial kemasyarakatan dan pemberdayaan ekonomi, dengan tetap mempertahan nilai-nilai tradisional berbasiskan kajian kitab kuning dan tahfidz alquran. Santri yang rata-rata masih berstatus pelajar bukan hanya warga sekitar wilayah Panunggangan saja, namun ada diantara mereka yang berasal Tangsel, Jakarta dan Riau. Pengasuh Ponpes Nurul Falah Haromain KH. Ahmad Shonhaji, memaparkan pesantren yang dipimpinnya fokus pada tahfidz alquran dan kajian kitab kuning karya ulama salafusholeh, sebagai bentuk tafaqquh fiddin dan tabarrukan kepada alim ulama. Selain itu para santri juga dibekali dengan kegiatan ekstrakulikuler seperti kaligrafi, pencak silat, hadroh dan keterampilan tangan. KH. Ahmad Shonhaji, yang juga tokoh penggerak wakaf produktif Dompet Dhuafa memberikan target bagi santrinya selama proses belajar 6 tahun, harus bisa menghafal minimal 15 Juz bil hifdzi, serta betul bacaan tahsinnya bin nazhor dan beberapa kitab kuning yang biasa dikaji dipesantren. “Alhamdulillah sejauh ini para santri sudah ada yang menghafal 3 juz dan telah berhasil meraih prestasi dibidang hafalan alquran dan murottal tingkat kelurahan Panunggangan dan Kecamatan. Pinang,” ungkap KH. Ahmad Shonhaji, yang juga direktur dakwah dan layanan tanggap darurat Dompet Dhuafa. Lebih lanjut ia memaparkan, orangtua santri tidak perlu khawatir akan kesalahan bacaan alquran anak-anaknya. Karena ilmu alquran yang diajarkan oleh beliau memiliki silsilah sanad dari guru-gurunya yang tersebar di Cirebon dan Banten, yang tersambung kepada Tabiin, Sahabat dan Nabi Muhammad SAW. “Guru-Guru yang mengajarkan insya Allah memiliki kompetensi keilmuan yang memadai dan berpengalaman yang berasal dari Pondok Pesantren Bunten Cirebon, Banten dan Jabodetabek,” ungkap KH. Ahmad Shonhaji, penulis buku Bahagiaku Lengkap dengan Wakaf sekaligus founder #Yu Wakaf. Kata KH. Ahmad Shonhaji, keberadaan Ponpest Nurul Falah Haromain yang konsisten menerapkan ajaran ahlussunnah waljamaah (ASWAJA) begitu dinanti masyarakat lokal. Mengingat berbagai kegiatan keagamaan dan sosial di wilayah Kelurahan Panunggangan selalu dikomandoi santrinya. “Keberadaan pesantren ini juga membantu program akhlaqul karimah yang dicetuskan Pemkot Tangerang,” tegas KH. Shonhaji, Ketua LDF Banten. (*)
Sumber: