Ganda Putra & Campuran Terus Melaju
Penampilan pasangan ganda putra Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo malam ini benar-benar memukau publik Stadion Perpaduan, Malayasia. Di babak perempat final Malaysia Open Super Series Premier, Marcus/Kevin menundukkan pasangan rangking satu dunia, Li Junhui/Liu Yuchen (Tiongkok), dengan skor 7-21, 21-17, 21-17.
Marcus/Kevin awalnya tampil kurang meyakinkan saat harus kalah telak di game pertama. “Di game pertama memang kami tidak menemukan ritme permainan kami, shuttlecock yang dipakai lajunya kencang, jadi kami main net dan shuttlecock keangkat langsung diserang lawan. Kunci kemenangannya tadi adalah bertahan tak mau menyerah, mau ketinggalan berapapun pokoknya coba terus. Memang tadi kami sering berada dalam tekanan, tetapi kami tidak memikirkan menang, tapi gimana dapat poin satu demi satu,” ujar Kevin seperti dilansir dari situs resmi PBSI.
Namun di game kedua mereka mulai menunjukkan permainan mereka dan memberikan perlawanan pada Li/Liu. Di game kedua ini, Marcus/Kevin juga seringkali tertinggal angka, pada akhir game pun Li/Liu masih memimpin 17-14.
Tak mau menyerah begitu saja, Marcus/Kevin langsung bangkit dan merebut tujuh poin berturut-turut, mereka mengunci angka Li/Liu di poin 17. Di game ketiga, Marcus/Kevin kembali tertinggal. Meskipun pertahanan Marcus/Kevin tak sekokoh biasanya, mereka mencoba untuk terus meraih angka demi angka dengan mengungguli bola-bola depan net.
Lagi-lagi Marcus/Kevin memenangkan adu mental dengan Li/Liu dengan keluar dari tekanan dan balik unggul 17-16. Kala itu Marcus/Kevin sudah tak dapat dihentikan, mereka pun memenangi game ketiga dan melaju ke semifinal. Hari ini, Mercus/Kevin bakal menghadapi pasangan Jepang, Kamura/Sonoda
“Kami merasa lucky, tidak bisa dipungkiri faktor keberuntungan dalam pertandingan itu penting. Sebetulnya kami tidak mengubah strategi di game pertama, tetapi kami lebih siap dengan serangan lawan di game kedua dan ketiga,” kata Marcus.
“Permainan yang kami terapkan sama saja, main no lob dan jangan angkat bola, karena mereka (postur lawan) tinggi-tinggi. Permainan depan Liu sedang bagus, tadi ngadu terus sama Kevin,” tambahnya.
Kemenangan Marcus/Kevin diikuti pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Ganda campuran ini, juga harus berjuang ekstra keras saat menghadapi wakil Korea Selatan. Setelah bertanding selama 82 menit, Tontowi/Liliyana akhirnya mampu menundukkan Choi Solgyu/Chae Yoo Jung, dengan skor 16-21, 23-21, 22-20.
Pada game pertama, Tontowi/Liliyana masih belum dapat menemukan irama permainan yang tepat untuk melawan Choi/Chae. Meskipun tak diunggulkan, namun pasangan Korea ini cukup berbahaya. “Lawan kami juga bagus, bukan jelek. Kami tadi selalu berusaha untuk fokus dan tidak mau lepas fokusnya. Kami terus adu permainan no lob dengan mereka,” ujar Tontowi.
“Pergerakan kami di lapangan memang tidak secepat dulu, karena banyak faktor. Pertama saya habis cedera lutut, kemudian dari usia juga kami kan tidak muda lagi. Lawan lebih muda ya sudah pasti lebih cepat. Tetapi kami pemain senior tidak mau ngalah gitu aja, tetap semangat, komunikasi dan fokus,” jelas Liliyana.
“Kondisi kaki saya memang masih terasa nyeri, tetapi kalau sudah pertandingan begini ya dilupain saja sakitnya. Tetapi sudah tidak ada masalah kok dengan cedera saya,” ungkap Liliyana.
Dalam pertandingan semifinal hari ini, Tontowi/Liliyana akan berhadapan dengan Lu Kai/Huang Yaqiong (Tiongkok). Rekor pertemuan sementara diungguli Tontowi/Liliyana dengan skor 6-0.
“Kami sudah lama tidak bertemu Lu/Huang, setelah mereka juara di All England 2017 dan India Open 2017, pasti kepercayaan diri mereka meningkat. Tetapi kami juara olimpiade harus lebih percaya diri lagi,” kata Liliyana. Nasib Jonatan Christie berbeda. Ia harus menyerah di tangan Lin Dan (Tiongkok). (rud)
Sumber: