Tabur Bunga di KRI Soeharso Penuh Keharuan
JAKARTA - Upacara tabur bunga peringatan Hari Pahlawan 10 November di KRI Soeharso 990 di perairan Pulau Damar, Kepulauan Seribu, Jakarta Utara, Jumat (10/11) berjalan khidmat. Ketua DPD Oesman Sapta Odang yang didaulat menjadi inspektur upacara larut dalam keheningan mengenang arwah para pahlawan yang telah gugur di medan pertempuran. Tepat pukul 8.15, penghormatan kepada arwah para pahlawan dilakukan dalam upacara yang dipimpin Letkol Inf Triono di geladak kapal rumah sakit TNI Angkatan Laut tersebut. Terkecuali KRI Soeharso 990, empat kapal yakni KAL Sanca, KAL Kobra, Kapal KPLP, Kapal Polair membunyikan sirine 60 detik, mengenang pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, Jawa Timur. Oso kemudian memimpin peserta upacara dari unsur TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan lainnya mengheningkan cipta. Suasana hening di kapal yang berjalan pelan di atas laut dengan ombak yang cukup tenang. Tak terkecuali Soepranoto. Veteran perang yang sudah menginjak usia 96 tahun itu terlihat khidmat mengikuti upacara. Meskipun harus duduk di atas kursi roda dan dikawal anggota keluarga. Setelah mengheningkan cipta, Oso didaulat untuk melakukan pelarungan bunga ke laut. Oso berjalan ke arah lambung buritan kapal melaksanakan pelarungan bunga. Tanda penghormatan kepada arwah para pejuang bangsa yang telah gugur mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Upacara di KRI Soeharso 990 berlangsung khidmat. KRI dikeliling kapal pengawal dari pasukan elite TNI AL. “Tadi anda semua, seluruh masyarakat Indonesia mengikuti upacara tabur bunga tepat pukul 8.15 yang dilakukan serentak di seluruh Indonesia,” kata Oso usai upacara. Oso menegaskan, upacara di atas kapal ini merupakan penugasan negara yang diberikan kepadanya. Hikmahnya di mana pun digelar tetap sama saja. Termasuk yang dilakukan Presiden Joko Widodo di Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta Selatan, di waktu yang sama. “Hikmahnya adalah perjuangan anak bangsa yang telah mendahului, maupun yang masih hidup, mereka sangat mengharapkan Indonesia penuh kedamaian,” kata Oso. Wakil ketua MPR asal Kalimantan Barat itu menegaskan, saat berjuang dulu para pejuang tidak pernah melihat asal-usul, membedakan suku maupun agama. “Yang ada adalah komitmen berjuang untuk bangsa Indonesia,” tegas Oso.(boy/jpnn)
Sumber: