Gudang Bahan Medis RSU Terbakar ,Kerugian Capai Rp 1,9 M, Pelayanan RSU Berjalan Normal

Gudang Bahan Medis RSU Terbakar ,Kerugian Capai Rp 1,9 M,  Pelayanan RSU Berjalan Normal

  PAMULANG-Gudang bahan medis habis pakai (BMHP) milik Rumah Sakit Umum (RSU) Tangsel ludes dilalap si jago merah. Gudang ruko yang berlokasi di Pamulang Permai Blok H itu, terbakar pada Selasa (17/10) sekitar pukul 02.00 WIB. Kasubag Umum dan Perencanaan Evaluasi Pelaporan pada RSU Kota Tangsel Oco mengatakan, dalam gudang tersebut berisi sekitar 94 jenis BMHP. Seperti kasa gulung, jas operasi, sarung tangan steril, cairan infus dan lainnya. Sampai saat ini, RSU Tangsel belum dapat memastikan berapa kerugian yang dialami. Pasalnya ruko dua lantai yang terbakar sampai saat ini masih diberi garis polisi. Selain itu, jenis BMHP apa saja yang terbakar dan yang masih selamat juga belum bisa dipastikan. Namun, berdasarkan data yang dimiliki RSU Tangsel kerugian diperkirakan Rp 1,9 miliar. “Itu berdasarkan data stok,” tambahnya. Masih menurut Oco, gudang obat tersebut terdiri dari dua ruku dengan dua lantai. Gudang yang terbakar berada di lantai satu sebelah kanan. Meskipun hanya lantai satu yang terbakar namun, RSU belum bisa memastikan berapa banyak BMHP yang terbakar maupun yang kena semprotan air dari petugas pemadam kebakaran. “Kita belum bisa pastikan kerugiannya berapa dan menunggu garis polisi dibuka,” jelasnya. Oco menuturkan, lantai dua dan lantai satu yang beda di sebelahnya dipastikan tidak terbakar. Namun, hanya terkena asap dari kebakaran yang diduga akibat hubungan arus pendek listrik atau korsleting. “Meskipun tidak terbakar namun, BMHP tersebut kemungkinan tidak bisa dipakai. Ini lantaran komposisinya pasti berubah meskipun tidak rusak,” tuturnya. Pasca-kebakaran gudang BMHP, pelayanan di RSU Tangsel tetap berjalan normal. Ini lantaran gudang yang terbakar berisi bukan obat yang sering diperlukan warga dan saat ini belum berdampak bagi pelayanan,” ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Rabu (18/10). Sementara itu, Kepala Seksi Penunjang Medis pada RSU Kota Tangsel dr Lidya Itakumala mengatakan, BMHP yang terbakar merupakan stok untuk pelayanan RSU Tangsel berikutnya. Yakni, untuk Oktober sampai Desember 2017 dan Januari sampai Juni 2018 dan dibeli pakai anggaran murni 2017. Sebagian barang yang terbakar baru datang dari distributor yang berasal dari anggaran murni 2017. “BMHP itu baru datang setengahnya dan tiba satu hari sebelum kebakaran,” katanya. Lidya menambahkan, anggran untuk membeli kebutuhan RSU Tangsel berasal dari dua slot. Yakni, anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) dan badan layanan umum daerah (BLUD). Menurutnya, jika RSU Tangsel memerlukan BMHP bisa menggunakan dana dari BLUD tersebut. Masih menurut dr Lidya, barang yang sangat urgen di RSU adalah jas operasi dan cairan infus. “Dalam sehari kita menggunakan beberapa untuk keperluas operasi pasien,” jelasnya. Lantaran belum bisa memastikan sampai kapan gudang yang terbakar bisa dibuka, RSU bergerak cepat dengan memesan BMPH baru. RSU menggunakan sisa anggaran murni dan yang dipesan tidak sebanyak yang terbakar. “Terutama beli cairan infus, baju operasi dan plastik untuk obat,”  tuturnya. Lidya melanjutkan, kebakaran gudang tersebut diduga berasal dari korsleting listrik. Korsleting diperkirakan dari kulkas yang dipakai untuk menyimpan sebagaian BMHP. Alat pendingin udara atau AC juga didapati telah meleleh. “Kita berharap polisi segera melepas garis polisi agar kita bisa memeriksa apakah ada BMHP yang masih bisa dipakai,” ungkapnya. Masih menurut Lidya, gudang yang terbakar hanya berisi BMHP. Sedangkan gudang obat berada di Kelurahan Kedaung Pamulang. “Jadi yang terbakar bukan obat namun, BMHP,” tuturnya. Terkait kebakaran tersebut, polisi masih menunggu laporan yang dibuat pemilik ruko maupun penyewa. Kapolsek Pamulang Kompol Tatang Andi mengatakan, belum bisa membuka garis polisi kalau pemilik atau penyewa gudang membuat laporan. Setelah membuat laporan, polisi akan mengecek ke lokasi kebakaran. “Laporan itu penting untuk proses selanjutnya, contohnya mengetahui obat apa, kerugian dan kalau diasuransikan untuk keperluan klaim,” ujarnya. Tatang menambahkan, anggotanya sudah membuat laporan jenis A dan tinggal menunggu pemilik datang. “Kita tunggu pemilik hadir untuk buat laporan,” tambahnya. Saksi yang tidak jauhd ari lokasi kebaran Dedi (37) mengatakan, kebakaran terjadi Selasa (17/10) sekitar pukul 02.00 WIB. Api diperkirakan berasal dari lantai satu ruko sebelah kanan. “Saya jualan disebelah ruko dan mendengar percikan api dari dalam ruko,” katanya. Lantaran mendengar percikan apai membuat Dedi penasaran dan mendekati ruko. Lalu ia pegang rollingdoor dan merasakan panas. Kemudian ia telepon ketua RW dan menghubungi polisi. “Ada enam mobil kebakaran yang datang untuk menjinakkan apai,” tambahnya. (bud/esa)

Sumber: