Pembunuh Istri dan Anaknya Dikenal Aktif Bersosial Hasil Pemeriksaan, Lukman Dinyatakan Normal Kejiwaan Lukman

Pembunuh Istri dan Anaknya Dikenal Aktif Bersosial Hasil Pemeriksaan, Lukman Dinyatakan Normal Kejiwaan Lukman

PANONGAN–Perbuatan keji Lukman Nurdin Hidayat (36), menggegerkan warga sekitar. Ia tega menghabisi nyawa istrinya Ana Robbana (37) serta kedua anaknya, yaitu Syifa Syakila (9) dan Carissa Humaira (3). Hasil pemeriksaan psikiater, Lukman dinyatakan normal dan tidak sedang terganggu kejiwaanya saat melakukan pembunuhan. Peristiwa tragis tersebut terjadi di Perum Graha Siena 1, Blok M Nomor 10/21, RT 02/06, Desa Ciakar, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, Jumat (13/10) sekitar pukul 18.10 WIB. Usai membunuh, Lukman tidak melarikan diri tetapi langsung menyerahkan diri ke pihak kepolisian. Ia tiba di Mapolsek Panongan sekitar pukul 20.00 WIB. Kejadian tak terduga itu menjadi buah bibir masyarakat, bukan lagi hanya warga sekitar. Informasi pembunuhan itu begitu cepat merebak ketika polisi mendatangi lokasi dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Ketua RW 06, Sarono mengatakan, Lukman dikenal baik oleh warga setempat. Ia pun dipercaya sebagai bendahara cadangan di RT 02. Dalam kehidupan bermasyarakat, Lukman selalu berperan aktif. Ia juga dikenal sebagai pendiam dan tak pernah bercerita kepada orang lain terkait permasalahan rumah tangganya. Namun dari sisi keagamaan, ia jarang menunaikan ibadah. Sarono menyebutkan, Lukman bersama keluarganya tinggal di Graha Siena 1 sejak tahun 2012. Rumah yang dihuni itu sudah mereka beli. Lukman merupakan buruh salah satu perusahaan yang ada di kawasan Cikupa, sedangkan Ana mengurus rumah tangga dan aktif sebagai kader posyandu. Anak pertama kedua pasangan itu, Syifa, duduk di bangku kelas IV Sekolah Dasar Citra Berkat. Sarono mengaku, dirinya tidak menduga peristiwa nahas terjadi di keluarga Lukman. Saat salat magrib di Masjid Al Fajr, tak jauh dari rumah keluarga Lukman, Sarono melihat Syifa ikut salat berjamaah. Sehingga Sarono menduga, penusukan terhadap Ana dan Carissa dilakukan saat warga sekitar sedang salat, sementara Syifa dibekap menggunakan bantal setelah pulang dari masjid. “Ketika polisi datang, saya dipanggil untuk menyaksikan pemeriksaan di dalam rumah. Di kamar pertama, Ana dan Carissa sudah terkapar penuh darah. Syifa berada di kamar kedua dalam keadaan tak bernyawa, tetapi tidak ada darah, dia tewas karena mulutnya dibekap dengan bantal,” tutur Sarono kepada Tangerang Ekspres, saat dimintai keterangan di kediamannya kemarin. Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Tangerang Kompol Wiwin Setiawan menyebutkan, pihaknya sudah mengamankan Lukman di Mapolresta Tangerang dan sudah ditetapkan sebagai tersangka. Pembunuhan itu dipicu masalah ekonomi. Lukman dan Ana sempat cekcok berkepanjangan soal utang. Wiwin menegaskan, tindakan Lukman dilakukan secara spontan, tidak direncanakan sebelumnya. Dia menjelaskan, kondisi kejiwaan Lukman dipastikan tidak terganggu. Hal itu berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh psikiater. Ia pun berperilaku normal di balik jeruji besi, tidak melamun dan tidak teriak-teriak. Di sisi lain, ia mengakui dan menyesali perbuatannya itu. “Kondisi pelaku biasa saja, sama seperti orang normal. Dia menyesali perbuatannya, itu terlontar pada saat pelaku diperiksa atau BAP (Berita Acara Pemeriksaan),” kata Wiwin. Dia menambahkan, Lukman dijerat pasal 80 ayat 1 Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan pasal 44 ayat 3 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara. Untuk diketahui, ketiga korban sudah dibawa ke kampung halaman mereka di Lampung. Sebelumnya, mereka diautopsi di RSUD Kabupaten Tangerang. Berdasarkan pantauan di lokasi kejadian kemarin sore, suasana sekitar terasa hening. Di rumah tersangka, masih terpasang garis polisi. Beberapa warga tak ingin berkomentar soal peristiwa tersebut, karena khawatir menimbulkan polemik baru. (mg-3).

Sumber: