Jemaah Asal Lebak Ditinggal di Tanah Suci

Jemaah Asal Lebak Ditinggal di Tanah Suci

LEBAK--Proses pemulangan jemaah haji berakhir kemarin (5/10). Total ada sebelas kloter dengan 203.991 jemaah yang dipulangkan di hari terakhir.  Di antaranya adalah jemaah haji asal Kabupaten Lebak kloter 62 dengan jumlah jemaah haji 385 orang. Adapun rinciannya, jemaah wanita 204, jemaah laki-laki 181, jadi total 385 jemaah. Namun berkurang oleh tiga jemaah haji yang meninggal dan satu orang yang ditinggalkan, karena mengalami sakit dan harus dirawat. Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh (PHU) Kemenag Lebak Edi Purhedi mengatakan, dari total 385 jemaah haji asal Kabupaten Lebak itu tiga diantaranya meninggal dunia atas nama Sanin Doyong, Mohamad Unjalah dan Sainan Jasudin.  “Kita doakan semoga jemaah yang meninggal itu jadi haji yang mabrur dan diterima iman Islamnya. Amin,” kata Edi Purhedi saat dihubungi Radar Banten Online (grup Tangerang Ekspres), Kamis (5/10). Jadi, lanjutnya, total jemaah haji yang pulang dari kloter 62 ada 382 jemaah haji. Namun ada satu yang ditinggal disana oleh kloter 62 atas nama Juarni (59) karena mengalami fisik yang lemah dan harus dirawat di sana. “Kita doakan saja agar Bu Juarni cepat sembuh dan bisa pulang ke tanah air,” tegasnya. Kedatangan rombongan jemaah haji Kabupaten Lebak ini langsung disambut Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya dengan beberapa pejabat daerah lainnya dan keluarga jamaah tersebut. Pendopo Bupati Lebak tempat berkumpulnya para jemaah haji terlihat padat dipenuhi keluarga jemaah yang ingin menyambut kedatangan keluarganya itu. Sementara secara keseluruhan, masih ada 70 orang jemaah haji Indonesia yang belum boleh pulang karena masih menjalani rawat inap. Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Eka Yusuf Singkat menuturkan seluruh jemaah haji yang belum bisa pulang itu tersebar di sejumlah rumah sakit. Perinciannya adalah di RS Arab Saudi (RSAS) Makkah ada 24 jemaah, di RSAS Madinah ada 30 jemaah, dan di RSAS Jeddah ada delapan jemaah. Kemudian di kantor kesehatan haji Indonesia (KKHI) ada delapan orang jemaah. Eka menjelaskan kemarin merupakan hari terakhir pemulangan jemaah haji dari Suaudi ke Indonesia. Informasi sementara yang dia dapatkan, seluruh jemaah yang dirawat di KKHI sudah mendapatkan slot kursi penerbangan. Sehingga jika hari ini (6/10) mereka dinyatakan layak terbang oleh dokter, maka bisa segera dipulangkan. Eka mengatakan Kemenag maupun Kemenkes sudah memiliki skenario evakuasi atau tanazul jemaah yang masih dalam keadaan perawatan. Namun tetap harus mendapatkan rekomendasi kesehatan dari dokter RS. “Penerbangan di Arab Saudi sangat ketat. Selama tidak ada surat rekomendasi layak terbang, tidak bisa diterbangkan,” jelasnya di Jakarta kemarin (5/10). Menindaklanjuti masih ada jemaah yang dirawat, hari ini akan dikirim tiga orang dokter dan tiga perawat ke Arab Saudi. Mereka akan disebar ke Jeddah, Makkah, dan Madinah. Tugasnya adalah memfasilitasi proses evakuasi atau tanazul ketika surat layak terbang sudah dikeluarkan oleh pihak RS. Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag Sri Ilham Lubis menuturkan prosesi pemulangan terakhir jemaah haji Indonesia berlangsung lancar. Dia mencatat ada 203.991 orang jemaah yang pulang di hari terakhir pemulangan. “Seluruh jemaah itu berasal dari sebelas kloter,” katanya. Kloter pertama yang dipulangkan di hari pamungkas berasal dari kloter BTJ-10 yang terdiri atas 393 jemaah. Sedangkan kloter terakhir yang dipulangkan adalah LOP-10 yang berisi 455 jemaah. Dia mengatakan akan terus berkoordinasi dengan tim di Kemenkes terkait jamaah yang masih belum bisa dipulangkan karena kesehatan. Setelah proses pemulangan terakhir selesai dilaksanakan, Kemenag akan langsung menyusun laporan. Laporan itu kemudian disampaikan kepada DPR. Pembahasan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) 2018 baru bisa dijalankan setelah laporan penyelenggaraan haji 2017 tuntas dibahas bersama parlemen. (rb/jpg/bha)

Sumber: