Tak Direstui Keluarga, Sachrudin Mundur
SERANG-Pilkada Kota Tangerang 2018, dipastikan tanpa Sachrudin. Meski sudah mendapat rekomendasi dari DPP Golkar, ia memilih mundur. Tidak meneruskan niatnya menjadi bakal calon walikota. Alasannya, Ketua DPD Golkar Kota Tangerang ini, tidak direstui keluarganya. Keputusan Sachrudin sudah bulat. Ia bahkan sudah menyampaikan langsung kepada Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Banten Ratu Ratu Chasanah. Tatu mengatakan, telah menerima pengunduran diri Sachrudin dari daftar bakal calon Walikota Tangerang. Rencananya hari ini (5/10), pengunduran diri Sachrudin akan dibahas dalam rapat pleno DPD Partai Golkar Kota Tangerang sekaligus menentukan arah politik selanjutnya. Tatu mengatakan, Sachrudin datang ke DPD Partai Golkar Banten menyampaikan pengunduran diri sambil membawa anak-anaknya. “Saya menerima pengunduran diri Pak Sachrudin dari pencalonan. Beliau bahkan membawa putra-putrinya menghadap saya. Beliau tidak diizinkan oleh keluarga. Partai menghargai itu. Kalau sudah keluarga yang bicara, kan susah,” kata Tatu saat ditemui wartawan usai Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Serang di Gedung DPRD Kabupaten Serang, Rabu (4/10) sore. Menurut Tatu, DPD Partai Golkar Kota Tangerang akan memutuskan langkah politik selanjutnya dalam Pilkada Kota Tangerang 2018. Termasuk arah politik dukungan calon walikota/wakil walikota. “DPD I (DPD Partai Golkar Banten,red) terserah maunya mendukung siapa,” ujar Bupati Serang ini. Disinggung apakah pengunduran diri Sachrudin merupakan bentuk ketidaktaatan terhadap Golkar, Tatu menampiknya. Hal itu menurutnya sudah disampaikan ke DPP Partai Golkar. “DPP juga bisa memaklumi kalau sudah (alasan) keluarga (tidak mengizinkan),” paparnya. Apakah tak menjadi masalah jika DPD Partai Golkar Kota Tangerang tak mengusung kader? Tatu pun menyerahkan langkah selanjutnya ke DPD Partai Golkar Kota Tangerang. Ia akan menyampaikan hasil pleno DPD Golkar Kota Tangerang ke DPP. “Hasil pleno kota dikembalikan lagi, karena waktu Pak Sachrudin juga hasil pleno kota, dibawa ke DPD Golkar provinsi ke DPP. Sekarang juga dikembalikan lagi ke mereka maunya siapa, kita terima lagi, disampaikan lagi ke DPP,” ungkapnya. Apakah ada survei yang dilakukan DPD Partai Golkar Banten untuk mengetahui kekuatan di Kota Tangerang pascapengunduran diri Sachrudin? Menurut Tatu, yang lebih mengetahui situasi politik di Kota Tangerang adalah para kader Golkar Kota Tangerang. “Mereka dululah yang pleno. Mereka lebih tahu siapa yang lebih kuat di sana,” tutur Tatu. Kabar pengunduran diri Sachrudin sudah tercium sejak sepekan terakhir. Awalnya mencuat dari rekaman suara yang beredar. Isi rekaman yang belum diketahui pemilik suaranya itu menyebutkan bahwa Sachrudin mundur dari bursa pencalonan pilkada 2018. Ketua Harian DPD Partai Golkar Kota Tangerang Dedi Ochen mengaku, tidak tahu menahu soal Sachrudin yang telah menyampaikan pengunduran diri Sachrudin kepada Tatu. “Saya tidak tahu isi pertemuan itu. Sebab ketua (Sachrudin-red) belum menyampaikannya kepada saya,” terang Ochen. Dia juga mengatakan belum ada instruksi apapun soal pengunduran diri Sachrudin. “Saya juga kaget. Sebab banyak yang menghubungi saya. Termasuk wartawan yang menanyakan hal itu,” jelasnya. Saat dikonfirmasi melalui ponsel, Sachrudin mengatakan baru memberikan pernyataan hari ini. “Tunggu saja pleno besok (hari ini,red) hasilnya seperti apa,” katanya singkat. Seperti diketahui, Sachrudin saat ini masih menjabat sebagai Wakil Walikota Tangerang mendampingi Arief R Wismansyah sebagai Walikota. Satu periode mereka bersama-sama memimpin Kota Tangerang. Namun, saat akan menapaki periode kedua pada Pilkada 2018, keduanya memilih berpisah. Arief tetap ingin mempertahankan kursi walikota. Sachrudin pun juga ingin merasakan kursi empuk walikota. Dalam perjalanannya, Sachrudin yang sudah memiliki dukungan dari Golkar memilih mundur. Dalam sejarah Golkar Kota Tangerang, sejak kepala daerah di pilih langsung, belum pernah ada satu pun kandidat yang mundur di tengah jalan. Pengamat Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing mengatakan mundurnya Sachrudin dalam pencalonan Walikota Tangerang merupakan kemunduran bagi Golkar. Langkah tersebut akan mempengaruhi citra Golkar sebagai partai besar. Sebagai Ketua Golkar Kota Tangerang, Sachrudin semestinya bisa melaksanakan perintah partai, tetap maju menjadi kandidat kepala daerah di Pilkada Kota Tangerang. Karena, sudah mendapatkan mandat dari DPP Golkar, sebagai bakal calon kepala daerah. "Namun, saat sedang berlangsung proses komunikasi politik dengan partai-partai untuk membangun koalisi, justru calon dari Golkar harus mundur di tengah jalan. Ini jelas menunjukkan jika calon dari Golkar tak siap dalam pertarungan," ulasnya. Menurutnya, Golkar harus melakukan evaluasi. Termasuk juga dengan sistem kerja partai tersebut yang tak maksimal dalam menjalin komunikasi politik. "Mundurnya calon Golkar sebelum Pilkada dimulai harus mendapatkan evaluasi besar dari DPP Golkar. Sebagai partai besar, Golkar mengalami krisis kepemimpinan," ujarnya. (tnt/tam/bha
Sumber: