Dewan Usul Sampah Organik Jadi Pakan Ternak

Dewan Usul Sampah Organik Jadi Pakan Ternak

Ketua Komisi IV DPRD Kota Tangerang, Supiani.-(Abdul Aziz Muslim/Tangerang Ekspres)-

TANGERANGEKSPRES.ID, TANGERANG — Permasalah sampah khu­susnya di Kota Tangerang masih menjadi perhatian dan menjadi prioritas yang harus diatasi pemerintah. 

Di Kota Tangerang sendiri, beberapa metode saat ini telah dijalankan dalam mengatasi permasalahan sampah, di antaranya melalui sistem Refuse Derived Fuel (RDF). 

Pemkot Tangerang bekerjasama dengan PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) mengelola sampah dengan teknologi RDF. Kemudian Pemkot Tangerang bersama pihak swasta melakukan uji coba teknologi incenerator di Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) Mutiara Bangsa, Kecamatan Cipondoh. 

Selain itu juga Pemkot Tangerang melakukan penguatan pengolahan sampah di zona tengah, yaitu mengolah sampah melaui tujuh TPST. 

Meski demikian, pengelolaan sampah tersebut dinilai belum maksimal.

Terlebih, Pemkot Tangerang tengah menunggu re­a­lisasi pemerintah pusat dalam penerapan Pengelolaan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) ramah lingkungan.

Ketua Komisi IV DPRD Kota Tangerang, Supiani mengatakan, produksi sampah setiap harinya terus mengalami peningkatan. Baik sampah organik maupun nonorganik. Salah satu langkah dalam upaya mengurangi sampah harus adanya penguatan pembangunan kesa­daran dan kepedulian masyarakat dalam menangani persoalan sampah. Hal terpenting meningkatkan pendidikan dan sosialisasi mengenai pengelolaan sam­pah baik di ling­kungan rumah tangga maupun sekolah. 

”Langkah yang paling pen­ting yaitu di hulunya, bagai­mana mengedukasi warga mau­pun di lingkungan sekolah dan industri agar mereka dapat mengelola sampah secara man­diri, baik sampah organik maupun nonorganik semua­nya dapat bernilai uang,” kata Supiani saat ditemui TANGERANGEKSPRES.ID, Jumat, 15 Agustus 2025.

Dia mendorong pemerintah daerah melakukan penguatan kesadaran dan kepedulian masyarakat secara optimal melalui pendidikan dan pem­binaan pengelolaan sampah.

Dia menyebut, Pemkot Ta­nge­rang saat ini telah men­jalankan pengelolaan sampah melalui teknologi sistem RDF dan Incenerator. Namun hal itu sebagian besar untuk sam­pah kering. Untuk sampah basah atau sampah organik Pemkot Tangerang harus me­lakukan terobosan dan inovasi lain, seperti membangun pe­ngelolaan sampah organik menjadi bahan pakan ternak dan pupuk tanaman. 

Menurut politisi Partai Gol­kar ini, dia telah menerapkan pengelolaan sampah organik menjadi bahan pakan ternak­nya seperti kambing, ayam, bebek, ikan Nila, gurami dan lele. Kemu­dian sampah orga­nik tersebut juga dikelolanya menjadi pu­puk tanaman di sekitar rumahnya.

”Saya sudah melakukannya untuk peternakan dan perta­nian. Sampah organik yang sudah dipilah terlebih dahulu saya jadikan pakan ternak. Dipilah jangan sampai ada bahan plastiknya,” ungkapnya 

”Sebagian saya jadikan ba­han pupuk kompos dan cair untuk tanaman,” sambungnya.

Dia menyebut, sampah or­ganik  dikumpulkan dari warga di dua RW di lingkungan se­kitarnya guna memenuhi ke­butuhan pakan ternak dan pupuk tanaman yang dikelola­nya diatas lahan seluas 1.800 meter.

Sumber: