Pulang dengan Kebanggaan
YANGON – Timnas U-19 Indonesia memang gagal pulang dengan gelar juara dalam Piala AFF U-18 2017 di Yangon, Myanmar. Tapi, kemenangan 7-1 atas tuan rumah Myanmar dalam perebutan peringkat ketiga di Stadion Thuwunna, Yangon, kemarin, jadi bukti bahwa mereka tak perlu berkecil hati. Bukan hanya menang, tim berjuluk Garuda Nusantara itu menang dengan gemilang. Skor besar dan permainan ciamik. Striker M. Ragli Mursalim membuka keunggulan pada menit ke-14. Setelah itu, gol demi gol terus mengalir. Dia juga menambah satu gol di menit ke-59. Selain dia, ada dua pemain lain yang mencetak dua gol, yakni Egy Maulana Vikri (35’, 86’), dan striker Hanis Saghara Putra (72’, 90+3’). Satu gol lainnya dilesakkan winger Witan Sulaeman (27'). Adapun Myanmar hanya membalas satu gol melalui Pyae Sone Naing menjelang laga bubar. Egy menunjukkan jati dirinya sebagai pemain yang memiliki masa depan cerah. Bukan hanya dua gol yang menjadikannya top scorer Piala AFF U-18 2017 dengan delapan gol. Lebih dari itu, pemain bernomor punggung sepuluh itu juga menyumbang dua assist. Setidaknya, meski gagal membawa trofi juara, sukses Egy membuat Indonesia membawa pulang satu trofi individu. “Coach selalu bilang, satu menang, menang semua. Satu kalah, kalah semua. Jadi, ini sebenarnya juga pencapaian tim,” kata Egy merendah terkait dengan performanya. Pelatih Indra Sjafri menilai, pemain kelahiran Medan itu memang pantas mendapatkan status top scorer. Sebab, kualitasnya memang sangat mumpuni. “Dia memang sangat berpengaruh untuk tim. Jadi, tak akan ada yang menyangkal kemampuan yang dimilikinya,” ungkap pelatih 54 tahun itu. Dalam laga ini, Myanmar bermain sangat terbuka sejak menit awal. Garis pertahanan skuad asuhan Rabah Benlarbi itu terlampau tinggi hampir mencapai tengah lapangan. Melihat hasrat menyerang yang sangat kuat inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh pemain Indonesia. Hampir semua gol Indonesia berawal dari skema serangan balik. Umpan panjang dan umpan terobosan acap kali menjadi andalan untuk mendorong bola mencapai lini depan. Beruntung, semua pemain di lini tersebut mampu melakukan finishing dengan sangat baik. “Saya bilang ke pemain, tidak ada dribel berlebihan dan jangan egois. Ada perkembangan dari awal turnamen, kemudian selanjutnya mereka akan main lagi di kualifikasi Piala Asia yang bakal membuat mereka semakin tertempa,” tuturnya. Selain itu, sebanyak 22 pemain dari 23 yang didaftarkan mendapat kesempatan untuk merasakan atmosfer pertandingan. Indra akhirnya menurunkan bek Julyano Pratama Nono dan langsung bermain penuh. Di sisi lain, permainan buruk Myanmar membuat pelatih Rabah Benlarbi kecewa berat. Menurutnya, para pemain tidak menjalankan instruksinya dengan baik. Banyak sekali peluang yang terbuang sia-sia. “Kami seperti tidak bermain. Hanya satu tim yang bermain, sementara tim lain seperti hanya menjadi penonton dan hari ini Myanmar hanya menonton, bukan bertanding. Bahkan kami pun sampai tidak bisa menemukan solusi untuk keluar dari tekanan dalam pertandingan tadi. Saya tidak tahu apa yang terjadi dan harus berpikir lagi soal kondisi seperti ini,” ujar pelatih asal Perancis itu. (jpg/bha)
Sumber: