BNN Kekurangan Personel
TANGERANG– Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Tangerang belum memperlihatkan performanya. Sejak diresmikan pada April lalu, baru dua kasus penyalahgunaan narkotika yang terungkap. Terakhir jaringan Medan, Tangerang dan Bandung dengan barang bukti 3,2 kilogram ganja. Belum maksimalnya kinerja lembaga pemberantas narkoba, lantaran tak didukung personel yang lengkap. Ini jadi kendala yang dialami AKBP Akhmad F Hidayanto, selaku Kepala BNN Kota Tangerang. Menurut dia, idealnya ada 45 anggota dari unsur kepolisian untuk membantu kinerjanya. “Nah, di BNNK Tangerang hanya ada satu orang dengan latar belakang polisi, itu juga saya doang,”katanya beberapa hari lalu. Kesulitan yang ia rasakan, ketika akan melakukan pemantauan atau penangkapan terhadap pelaku penyalahgunaan narkotika. “Banyak perbedaannya antara anggota kepolisian dengan nonkepolisian. Jiwa dan semangat berjuangnya beda, pendidikan dan ilmu yang dimiliki juga beda,”tambahnya. Kepada Tangerang Ekspres ia menceritakan, kalau anggota kepolisian sudah paham dan mengerti langkah-langkah yang harus ditempuh saat sedang melakukan pemantauan atau ingin melakukan penangkapan. “Kalau ini kan, saya harus jelaskan satu per satu terlebih dahulu sebelum bergerak. Belum nanti di lapangan pasti ada saja yang bingung dan miskomunikasi,”tuturnya. Akhmad melanjtukan, dirinya berharap memiliki anggota yang murni dari anggota kepolisian dengan jumlah yang cukup. “Kalau sama anggota kan enak. Mereka sudah paham mau melakukan apa dan harus ngapain. Kalau ini kan saya juga harus ikut turun langsung ke lapangan. Saya kepala tapi tugasnya terjun langsung, ikut mantau dan ikut nangkep,”tukasnya. Meski begitu, BNNK Tangerang mengakui sudah mengajukan personel kepolisian tambahan kepada BNN Provinsi Banten. “Saya sudah membuat pengajuan ke BNN Provinsi Banten. Semoga lekas disetujui dan direalisasikan,”ucap pria yang pernah menjabat sebagai Kabid Penindakan BNN Provinsi Banten. Kekurangan personel tidak lantas kemudian dijadikan alasan untuk tidak bekerja secara maksimal. Akhmad kerap memberikan pelatihan secara langsung kepada anggota nonpolisi yang menjadi anak buahnya. “Ya, kita otodidak saja mas. Kalau pakai pelajaran dan tes memerlukan waktu yang lama,”tutupnya. (mg-01)
Sumber: