Ke Pamulang, Tulung Agung Studi Jumantik

Ke Pamulang, Tulung Agung Studi Jumantik

PAMULANG-Program satu rumah satu juru pemantau jentik (Jumantik) di Kecamatan Pamulang, dilirik oleh Pemerintah Kabupaten Tulung Agung, Jawa Timur. Ini terbukti saat, puluhan camat dari Pemkab Tulung Agung, melakukan studi banding ke Kecamatan Pamulang, Senin (14/8). Rombongan sebanyak 10 orang itu dipimpin Camat Kauman, Wahyu dan diterima Camat Pamulang, Deden Juardi. Deden mengatakan, para camat dari Pemkab Tulung Agung ingin belajar terkait pelayanan yang sudah dilakukan Kecamatan Pamulang yang akan diadopsi Tulung Agung. ”Mereka ingin tahu layanan apa saja yang berhasil dilakukan di Kecamatan Pamulang,” ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Senin (14/8). Deden menambahkan, ada bebera hal yang disampaiakan saat menerima rombongan. Seperti, pelayanan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el) yang sudah mengadopsi pelayanan di kantor Disdukcapil Kota Tangsel dengan menggunakan nomor antrean elektronik. Juga, meminimalkan penggunaan kertas untuk surat menyurat dan dispopsisi karena cukup dengan aplikasi Sisumaker. Tak lupa Gang Cantik Berseri dan penggunaan peralihan penataan arsip-arsip jual beli tanah juga disampaikan. “Saya juga paparkan terkait Kelurahan Benda Baru yang meraih penghargaan dari Dinas Kesehatan terkait kelurahan bebas jentik DBD pertama dan satu-satunya di Indonesia,” tambahnya. Deden menyampaikan, Kelurahan Benda Baru bebas jentik DBD dilirik Pemkab Tulung Agung lantaran di sana masih ada kasus DBD. “Mereka ingin belajar bagaimana menekan jentik DBD. Salah satunya dengan menggerakkan satu rumah satu Jumantik,” jelasnya. Camat Kauman sekaligus ketua rombongan dari Pemkab Tulung Agung Wahyu mengatakan, tertarik datang dan belajar ke Kecamatan Pamulang lantaran banyak hal positif yang telah dilakukan Kecamatan Pamulang. “Salah satunya kelurahan bebas jentik DBD pertama di Indonesia,” ujarnya. Wahyu menambahkan, kasus DBD di Kabupaten Tulung Agung masih tinggi. Makanya ia dan rombongannya ingin belajar bagaimana mengatasinya. Di samping itu, juga belajar pelayanan lain yang ada di Pamulang. “Mudah-mudahan ilmu yang kita dapat dari Kecamatan Pamulang bisa kita adopsi ke Pemkab Tulung Agung,” tambahnya. Wahyu menambahkan, Kabupaten Tulung Agung memiliki produksi marmer yang terkenal sampai ke mancanegara. Ia berharap, Kecamatan Pamulang mau datang dan belajar produk marmer ke wilayah mereka. “Kecamatan Pamulang belajar bagaimana membuat ciri khas di wilayahnya. Seperti di Kabupaten Tulung Agung dengan hasil marmernya,” tutupnya. (bud/esa)

Sumber: