Batu Bara Proyek, Bakar Kali Lima Warga

Batu Bara Proyek, Bakar Kali Lima Warga

Warga Desa Domas, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, belakangan ini tidak tenang. Dua pekan ini proyek akses jalan pertanian di Dusun Temboro, Desa Domas, menyisakan masalah bagi warga. Pengurukan pelebaran jalan menggunakan dana desa ini diam-diam dicampur batu bara. Sementara sisa limbahnya dibuang di pinggir jalan hingga melukai warga. Ada lima warga mengalami luka bakar di bagian kaki. Mereka mengalami luka melempuh setelah menginjak batu bara. Masing-masing Yudi alias Ambon, 34, warga Dusun Temboro, Desa Domas, Kecamatan Trowulan, dan Sumiarsih, 42, warga Dusun Gayam, Desa Sidokerto, Kecamatan Mojoagung. Sedangkan tiga lainnya, Moh. Ifan Fals, 12, dan Riyan, 12, warga Dusun Kasiyan, Desa Domas, dan Rifky Dian Rahmadani, 12, warga Dusun Penewon, Desa Jambuwok, Kecamatan Trowulan. ’’Lima korban itu kakinya mengalami luka bakar hingga melempuh,’’ ungkap salah satu warga. Menurutnya, lima korban itu menjadi korban limbah batu bara yang dibuang sembarangan. Limbah berbahaya itu, diduga sisa uruk proyek pelebaran jalan akses pertanian. ’’Rata-rata kena kedua kaki. Bahkan, luka korban ada yang dari telapak kaki sampai lutut,’’ terang sumber terpercaya itu. Dari data yang di dapat di lapangan, insiden itu terjadi sejak Senin (31/7) lalu. Peritiwa itu kali pertama menimpa Yadi alias Ambon warga setempat. Saat itu, Yadi sedang berjalan dari kebun usai memotong bambu untuk persiapan perayaan HUT Kemerdekaan. Nahas, saat dalam perjalanan pulang, kedua kakinya menginjak batu bara dalam kondisi terbakar sisa proyek uruk plengsengan. ’’Kedua kaki saya langsung terbakar,’’ ungkap Yadi, saat terbaring di tempat tidurnya. Menurutnya, dia tidak tahu jika yang diinjaknya adalah limbah batu bara berbahaya. Pasalnya, secara kasat mata, di area lokasi hanya terdapat tumpukan jerami. ’’Saat diinjak, tidak tahunya di bawah jerami itu malah ada limbah batu baranya,’’ tuturnya. Akibat insiden itu, selama dua pekan ini, dia tidak bisa berjalan normal. Kedua kakinya mengalami luka melempuh. ’’Kalau dibuat jalan sakit. Makanya saya harus pakai tongkat ini,’’ tuturnya. Di hari yang sama, kejadian nahas menimpa Moh. Ifan Fals, dan Riyan. Dua bocah SD itu juga mengalami luka melempuh di kakinya. Setelah keduanya menginjak limbah batu bara dalam kondisi terbakar. ’’Tidak tahu. Waktu itu saya habis bermain sepak bola,’’ ungkap Riyan, didampingi ayahnya, Sutrisno. Ironisnya, meski banyak memakan korban, tak lantas membuat perangkat desa turun tangan. Mereka memilih tutup mata terkait insiden tersebut. Bahkan, Jumat (4/8) dan Minggu (13/8) kemarin, hal serupa dialami siswa SD dan buruh tebu. Dikonfirmasi terpisah, Kepala Desa Domas, Suroso membenarkan adanya proyek tersebut. Hanya saja, sejauh ini pihaknya tidak tahu persis soal limbah batu bara yang dibuang di pinggir jalan itu. ’’Sebenarnya tumpukan jerami yang terbakar bukan batu baranya,’’ ungkapnya. Proyek pelebaran akses pertanian itu sudah dikerjakan sejak 2016 silam. Setelah para petani meminta agar akses jalannya dilebarkan hingga 5 meter dari ukuran semula 3 meter. ’’Tapi, sebenarnya memang tidak boleh,’’ ujarnya. Kapolsek Trowulan, Kompol Muhammad Sulkan mengaku tidak tau persis perihal beberapa warga mengalami luka bakar akibat menginjak batu bara. ’’Untuk memastikan, kami akan langsung mengkroscek dan menyelidiki,’’ jelasnya singkat. (mj/ori/ris/JPR)

Sumber: