Mayoritas Pernah Terjaring Razia

Mayoritas Pernah Terjaring Razia

SERPONG-Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) kembali menggelar razia, Selasa (8/8) sore. Targetnya, anak jalanan (anjal), gelandangan dan pengemis (Gepeng). Dari kegiatan ini, 20 anjal terjaring. Lucunya, mereka yang terjaring mayoritas wajah lama. Petugas mulai menyisir Anjal dari Kecamatan Setu, Pamulang, Ciputat, Ciputat Timur, Pondok Aren, Serpong Utara, Serpong dan kembali ke Kecamatan Setu. Kasi Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat pada Satpol PP Kota Tangsel Taufik Wahidin mengatakan, razia Anjal kerap dilakukan karena  keberadaannya kerap meresahkan warga. Terutama di lampu-lampu merah atau TL yang suka minta-minta. “Kalau dibiarkan, jumlah mereka akan bertambah dan membuat kumuh Kota Tangsel. Kita berhasil mengamankan 20 anjal dan jumlahnya bisa lebih banyak lantaran mereka berhasil kabur,” ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Rabu (9/8). Taufik menambahkan, mulai menyisir sepanjang Jalan Puspiptek, Jalan Siliwangi, Padjajaran dan lainnya. Di TL Gaplek Pamulang petugas berhasil mengamankan empat anjal, TL Kelapa Gading dua anjal, Bunderan Alam Sutera empat orang, Ciputat Timur tiga orang dan lainnya. Dalam razia tersebut, satpol pp bekerjasama dengan Dinas Sosial (Dinsos) Kota Tangsel. Gepeng yang terjaring langsung dimasukkan ke truk dan dikirim ke rumah singgah milik Kementerian Sosial di Bekasi, Jawa Barat. Menurutnya, anjal yang terjaring merupakan wajah-wajah lama dan pernah tertangkap. “Anjal yang tertangkap usianya dari 8 tahun sampai 65 tahun,” tambahnya. Taufik menuturkan, anjal yang tertangkap ada yang sedang minta-minta di TL Alam Sutera dengan menyebarkan amplop kepada pengendara motor. Anjal itu ditemani orangtuanya yang duduk-duduk tak jauh dari lokasi. “Ini termasuk eksploitasi orangtua terhadap anak, dimana anak disuruh minta-minta dan hasilnya diserahkanya kepada orangtua,” tuturnya. Warga Ciputat, Heri Saputro berharap pengguna jalan jangan memberi sesuatu kepada anjal saat mereka minta-minta. Kalau mereka minta dan diberi akan menjadi kebiasaan. “Kalau ini terus-terusan dilakukan akan membuat bodoh mereka,” katanya. (bud/esa)

Sumber: