Investasi Masih Kurang Rp 4 Triliun
TANGERANG– Nilai investasi di Kota Tangerang sampai akhir 2018 ditarget Rp 27 triliun. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Tangerang, mencatata realisasi investasi hingga saat ini baru mencapai Rp 23 triliun. Berarti masih kurang Rp 4 trilun lagi untuk mencapai target capaian kinerja Pemkot selama lima tahun. Mahdiar, Kepala Bidang Penanaman Modal pada DPMPTSP mengatakan, target investasi sudah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang dibuat untuk jangka waktu lima tahun. “Sampai saat ini kita sudah capai Rp 23 Triliun lebih,”paparnya saat ditemui di Kantor DPMPTSP, Selasa (8/8). Kekurangan nilai investasi itu tidak kecil, maka Mahdiar mencoba berbagai cara untuk dapat merealisasikan target tersbut. Salah satunya dengan menyamakan konsep dengan yang lain.“Kita samakan persepsi bahwa menarik investor itu mudah. Mereka (investor,red) melihat semua yang ditawarkan mudah, simpel dan jelas, maka mereka pasti merasa puas dan akan menarik teman investor lain,” ujarnya. Selain itu, manajer tim sepakbola Persikota ini juga mulai membuat sistem online untuk beberapa pelayanan perizinan.“Kita sudah buat 20 aplikasi online perizinan dari 37 perizinan yang ada. Responnya positif, dan akhir tahun semua pelayanan bisa dilakukan secara online,”tukasnya. Cara lain untuk mencapai target tersebut dengan melakukan jemput bola kepada para investor.“Kita tidak mau investor memilih Tangerang sebagai Kota pilihan akhir dalam rencana bisnisnya. Maka kita proaktif dengan menawarkan seperti apa itu Kota Tangerang,”tambahnya. Ia menambahkan, potensi Kota Tangerang tidak bisa melibatkan satu dinas saja. Peranan dan koordinasi OPD lain juga berpengaruh. Pasalnya, para investor sendiri butuh pengetahuan soal progres pembangunan kota.“Dinas Pekerja Umum (PU) sedang bikin apa, Dishub lagi rekayasa lalulintas di mana, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata lagi bikin destinasi wisata di mana. Kan, perlu kita ketahui supaya investor punya info pembangunan kota yang bisa dijual,”paparnya. Disamping itu, minimnya lahan di Kota Tangerang menjadi salah satu aspek terbesar dalam pengembangan investasi. Namun, disisi lain padatnya Kota Tangerang, masih terdapat banyak tanah kosong milik warga yang dibiarkan karena alasan investasi. Pihaknya akan mencoba untuk memfasilitasi dengan membeli tanah untuk kemudian di jual lagi kepada calon investor.“Kalau dibiarkan akan jadi tidak produktif. Lebih baik kita beli dan kita jual. Tapi kalau tidak mau, akan dikenakan pajak progresif yang lebih tinggi,”tukasnya. (mg-01)
Sumber: