Di Tangerang Selatan Bersebaran Tipologi Batu Nisan Demak Bergaya Mataram, Ini Penyebabnya

Di Tangerang Selatan Bersebaran Tipologi Batu Nisan Demak Bergaya Mataram, Ini Penyebabnya

Batu Nisan Demak Troloyo Langgam Mataram. Agam Pamungkas Lubah.-Tri Budi-

"Pasukan ini dibantu oleh serdadu-serdadu dari Bugis dan Makasar di bawah pimpinan Daeng Mangapa dan Karaeng Bisai," jelasnya.

 

Pada 1644, utusan Mataram tiba kembali di Banten dengan maksud memintanya menjadi sekutu. Banten tetap menolak karena saat itu Banten merasa lebih kuat karena didukung penuh oleh eks kekuatan pasukan Goa Talo dari Makasar. 

 

Bahkan Banten tengah mempersiapkan diri untuk merebut kembali Cirebon dari pengaruh Mataram. Mendengar jawaban tersebut Sultan Agung di Mataram marah besar kemudian memerintahkan pasukannya untuk menyerbu Banten. 

 

"Tidak sampai di situ, Sultan juga memberlakukan aturan tegas kepada Patih dan para prajuritnya bahwa jika mereka gagal dan kembali ke Mataram maka akan dihukum mati," terangnya.

 

Dua tahun kemudian, dua misi diplomatik tiba di Banten, mereka meminta agar Banten menyerahkan diri kepada Mataram. Banten menjawab bahwa Banten hanya tunduk kepada pimpinan besar mereka di Mekah. 

 

Mataram segera memberikan reaksi dengan mengirim armada angkatan laut dari Cirebon, vasal Mataram, untuk menyerang Banten. 

 

Ironisnya, hampir semua pasukan perang Mataram tersebut adalah mereka-mereka yang berasal dari wilayah Pasundan vasal Mataram. Seperti Cirebon, Galuh, Sumedang, Tasik dan Bandung.

 

Terjadilah pertempuran sengit di lautan sekitar Tangerang dan di hulu Sungai Cisadane. Banten berhasil memenangkan pertempuran ini serta membunuh lima ratus tentara Cirebon. "Dengan demikian Mataram dapat dikalahkan oleh Banten," ungkapnya.

Sumber: