Hingga September, Realisasi Belanja APBN di Banten Capai Rp 18,54 Triliun

Hingga September, Realisasi Belanja APBN di Banten Capai Rp 18,54 Triliun

SERANG, TANGERANGEKSPRES.CO.ID - Hingga September 2023, capaian realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di wilayah Provinsi Banten sampai dengan 30 September 2023. Realisasi belanja APBN mencapai Rp 18,54 triliun atau 70,54% dari pagu anggaran, tumbuh 4,21% dibandingkan periode yang sama tahun anggaran sebelumnya. Hal ini disampaikan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Banten (Kanwil DJPb Banten) dalam keterangan tertulis yang diterima tangerangekspres.co.id pada Senin, 30 Oktober 2023. Untuk diketahui, belanja APBN terdiri dari belanja kementerian/lembaga (K/L) dan belanja transfer ke daerah (TKD). Belanja K/L mencapai Rp 6,25 triliun atau 63,85% dari pagu anggaran, tumbuh 3,16%. Belanja TKD mencapai Rp12,29 triliun atau 74,51% dari pagu anggaran, tumbuh 4,75%. Kepala Kanwil DJPb Banten, Sugiyarto, menyampaikan bahwa realisasi belanja APBN di Banten menunjukkan kinerja yang baik dan sesuai dengan target pemerintah. "Kami terus berkoordinasi dengan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah untuk memastikan penyerapan anggaran berjalan optimal dan tepat sasaran,” ujar beliau. Salah satu proyek strategis di wilayah Banten adalah pembangunan Bendungan Cimoyan di Kabupaten Pandeglang. Proyek ini dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Bendungan Cimoyan bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan air irigasi bagi lahan pertanian seluas 963 hektar yang sebelumnya hanya mengandalkan sawah tadah hujan. Dengan adanya bendungan ini, diharapkan intensitas pertanian di daerah irigasi Cimoyan dapat meningkat dan kesejahteraan petani dapat terangkat. Selain itu, bendungan ini juga berfungsi sebagai penampung air untuk mencegah banjir. Sementara itu, realisasi TKD di Banten juga mengalami pertumbuhan positif sebesar 4,75%, mencapai Rp12,29 triliun atau 74,51% dari alokasi TKD tahun 2023. TKD terdiri dari dana alokasi umum (DAU), dana alokasi khusus (DAK), dana bagi hasil (DBH), dana insentif daerah (DID), dan dana desa (DD). Kinerja DAK non fisik tumbuh paling tinggi sebesar 25,54%, diikuti oleh DAK fisik sebesar 11,94%, dan DD sebesar 9,18%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pemerintah daerah dan desa mengalami perbaikan dengan semakin tingginya penyaluran pada periode yang sama. TKD diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah dan desa secara efektif dan efisien untuk mendukung program pembangunan daerah sesuai dengan prioritas nasional. Kemenkeu mengingatkan agar pemerintah daerah dan desa dapat mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan terkait pengelolaan keuangan daerah dan desa, termasuk dalam hal pelaporan dan pertanggungjawaban. (*) Reporter : Ifan Roughbi Editor : E. Sahroni

Sumber: