Siaga Adipura Penilaian Dilakukan Diam-diam

Siaga Adipura Penilaian Dilakukan Diam-diam

KOTA TANGERANG -Penilaian Adipura tahun ini berbeda dari sebelumnya. Tim juri dari Kementerian Lingkungan Hidup (LH) akan datang diam-diam untuk menilai kebersihan di Kota Tangsel. Bahkan, datangnya sembunyi-sembunyi.

Tahun lalu, tim juri Kementerian LH datang memberitahukan lebih dahulu. Serta meminta zona yang akan dinilai. Kali ini, semua berubah. Tim datang tiba-tiba tanpa pemberitahuan dan langsung membuat penilaian. Aparatur Pemkot Tangerang sama sekali tidak dikonfirmasi. Seperti diungkapkan Camat Karawaci Suli Rosadi. Menurutnya, juri hanya mengkonfirmasi waktu pelaksanaannya saja.

“Bahkan kami tidak tahu, wilayah mana saja yang disurvei,” kata Suli. Tim penilai kali ini sama sekali tidak menampakan diri. “Kami hanya diberitahu jadwal penilaian. Yaitu mulai dari 20 Maret hingga 7 April,” katanya. Hal ini membuat semua siaga. Tempat-tempat dianggap kurang bersih, kurang indah langsung dibereskan.

Menghindari menurunnya nilai hasil survei, Suli mengaku segera menangani hal yang dianggap kurang baik di wilayah. Meski sudah menjadi kebiasaan keseharian, namun momen penilaian Adipura memicu semangat aparatur untuk lebih menciptakan kondisi wilayah sesempurna mungkin. Tempat umum dan layanan publik seperti pasar, kantor kelurahan dan kantor kecamatan, tak luput dari sorotan pembenahan.

Termasuk penghijauan dan kebersihan di jalan-jalan protokol. Supaya tidak mengurangi nilai.  “Pelaksanaan menciptakan lingkungan yang bersih dan rapi, sudah menjadi tugas keseharian. Kami berharap, masyarakat menyelaraskannya, lewat kebiasaan dan rutinitas sehari-hari,” tuturnya.

Sesuai harapan walikota tambah Suli, yaitu penghargaan Adipura bukan sekadar target utama. Namun, yang terpenting adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kebersihan. “Kota Tangerang berkali-kali menerima penghargaan Adipura. Pastinya daerah lain pun berkeinginan untuk mendapatkannya. Supaya piala itu tidak bergeser, dibuuthkan kerjasama dan kepedulian masyarakat," jelasnya.

Penjagaan ekstra ternyata dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja. Sejumlah kawasan strategis yang kerap dijadikan lapak pedagang kaki lima (PKL), tak lepas dari pantauan.  “Kami menyiagakan personel dan menyebarnya di daerah yang biasanya rawan terjadi pelanggaran ketertiban umum. Seperti di sekitar pasar atau di jalan protokol yang biasa di manfaatkan pedagang kaki lima (PKL) berjualan,” tutur Kasatpol PP Kota Tangerang Mumung Nurwana.

Hal itu dimaksudkan, untuk mengantisipasi pedagang kembali turun ke jalan. “Kami tidak tahu, kapan dan di mana tim meluncur. Jadi semaksimal mungkin, kami upayakan agar tidak ada pelanggaran terkait ketertiban umum,” ungkap Mumung. (tam)

 

Sumber: