DPD REI Banten: Penjualan Rumah Subsidi Capai 2.000 Unit

DPD REI Banten: Penjualan Rumah Subsidi Capai 2.000 Unit

TangerangEkspres.co.id - DPD Real Estate Indonesia (REI) Provinsi Banten mencatat hingga Mei 2023 penjualan rumah subsidi telah mencapai hingga 2.000 unit. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan pada periode Mei tahun 2022, namun juga belum memenuhi target yang diharapkan di 2023. Ketua DPD REI Provinsi Banten, Roni Hadiriyanto Adali mengatakan, bahwa pada periode Mei 2022 mampu menjual rumah subsidi sebanyak seribu unit, namun tahun ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. "Untuk periode yang sama ini sudah cukup baik," katanya saat ditemui di Hotel Wisata Baru, Kota Serang, Selasa (6/6). Meski begitu, capaian tersebut belum memenuhi target yang telah ditentukan sekitar 5 ribu unit hingga Juni 2023. Diketahui REI Banten telah menargetkan capaian penjualan di 2023 mencapai 10 ribu unit. "Memang kalau dilihat dari 2023, ini kan sudah hampir quartal kedua dan harusnya bisa 50 persen atau 5 ribu unit. Tapi capaian ini juga sudah cukup baik," ujarnya. Ia menjelaskan, terdapat beberapa kendala yang sedikit menghambat penjualan rumah subsidi. Pertama lantaran masih dalam tahap pemulihan pasca Pandemi Covid-19. Sehingga masyarakat pun masih berfikir panjang untuk membeli hunian yang diinginkan. "Pasca Covid-19 ini belum pulih betul, ada pergerakan ekonomi tapi belum optimal," terangnya. Kendala lainnya, yaitu harga jual perumahan dengan harga material pembangunan rumah tidak sebanding. Akibatnya sebagian developer lebih memilih untuk menahan penjualan unit rumahnya, dan berharap adanya kenaikan harga dari Pemerintah Pusat untuk rumah subsidi. "Teman-teman ini masih menahan karena sudah sulit untuk bisa menyesuaikan harga rumah, karena material untuk pembangunan rumah atau material terus mengalami kenaikan harga," ujarnya. Tak hanya itu, masalah lainnya yakni adanya peraturan terkait dengan Lahan Sawah yang Dilindungi (LSD) yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. LSD tersebut ternyata didalamnya terdapat lahan yang telah dibangun untuk perumahan oleh developer, dan hal itu tentunya menghambat untuk membuat perizinan ulang bagi developer. "Sebelumnya masalah LSD, harusnya bisa jalan (penjualan-red) malah harus mengurus dulu aturan baru dari Pemerintah Pusat," tuturnya. Dikatakan Roni, tahun ini akan menjadi tantangan karena menghadapi suatu ancaman resesi global, namun hal tersebut berikut dengan kendala lainnya, tentunya akan dapat dihadapi melalui sinergi dan kolaborasi semua pihak. Mulai dari pengembang, bank pelaksana, BP Tapera, hingga pemerintah melalui kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan. “Tanpa sinergi, tanpa kolaborasi, tanpa kerjasama dan komunikasi yang baik di antara semua pihak saya pikir kesuksesan ini tidak akan mungkin berhasil,” ujarnya. Lebih lanjut, pihaknya telah menyusun beberapa program yang tercantum dalam REI Banten Bersinar. Terdapat empat hal yang akan dilakukan guna mendongkrak penjualan rumah subsidi. “Pertama adalah memperkuat pondasi organisasi, yaitu memperkuat kinerja tim secretariat. Kemudian kedua adalah memperkuat kolaborasi dan sinergitas semua stakeholder yang terkait, ketiga meningkatkan mental dan kompetensi para pengembang untuk menjadi pengembang yang tangguh dan berintegritas, terakhir adalah mendongkrak penjualan melalui pelatihan. Itulah Program REI Banten bersinar yang akan kita jalankan di tahun 2023,” terangnya. Ia berharap kepada masyarakat untuk segera membeli rumah subsidi sebelum harganya jualnya meningkat. Harga jual rumah subsidi di Provinsi Banten tahun 2023 mencapai Rp150,500 juta, sedangkan untuk wilayah Tangerang Raya mencapai Rp168 juta. (*) Reporter: Syirojul Umam

Sumber: