Penjelasan tentang Apa Yang Sering Disalahpahami oleh Masyarakat tentang Bulan Rajab (Bagian 2 – Akhir)
TANGERANGEKSPRES.CO.ID - Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah (salah satu ulama Salaf dari Arab Saudi) berkata (yang artinya): Seseorang tidak boleh mengkhususkan waktu atau tempat tertentu untuk melakukan ibadah yang tidak dikhususkan oleh Allah dan Rasul-Nya padanya. Sebab, kita beribadah dengan syariat Allah, bukan dengan hawa nafsu, kecenderungan, dan perasaan kita. Kewajipan kita ialah mengatakan bahwa kita mendengar dan taat. Kita mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah dan meninggalkan apa yang dilarang oleh-Nya. Kita tidak boleh mensyariatkan untuk diri kita sendiri berbagai ibadah yang tidak disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Wahai kaum muslimin, sungguh amalan-amalan yang ada dalam Kitabullah dan hadis-hadis yang sahih dari Rasulullah sudah mencukupi dari berbagai hal yang disebutkan dalam hadis-hadis yang lemah, palsu, atau didustakan atas nama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Apabila seseorang beribadah kepada Allah dengan ibadah yang pasti bahwa itu adalah syariat Allah, sungguh ia telah beribadah kepada Allah di atas bashirah (ilmu). Dia mengharapkan pahala dari Allah dan takut akan siksa-Nya. Ya Allah, kami meminta kepada-Mu agar memberi kami rezeki berupa ilmu yang bermanfaat, amal yang soleh, rezeki yang baik nan luas, dan anak keturunan yang baik. Wahai Rabb semesta alam, ya Allah, ajarilah kami (ilmu) yang bermanfaat bagi kami, berilah manfaat kepada kami dengan ilmu yang Engkau ajarkan kepada kami, dan tambahkanlah ilmu kepada kamiā¦ Wahai Rabb semesta alam. Alhamdulillah. Selesai. Dikutip secara utuh dari http://forumsalafy.net/diantara-bidah-bidah-bulan-rajab dan http://telegram.me/thoriqussalaf (*) Editor: Sutanto Ibnu Omo
Sumber: