3 Persen Warga BAB Sembarang

3 Persen Warga BAB Sembarang

PAMULANG-Status kota urban tak lantas berhasil menciptakan budaya hidup bersih dan sehat. Data dari puskesmas Pamulang, di wilayah ini masih ada warga yang membuang hajat sembarangan. Fenomena ini terjadi lantaran, masih ada sebagian warga malas membuat septic tank tertutup. Mereka, memilih membuat danau mini atau kolam di belakang rumah untuk menampung kotoran keluarga. Persoalan ini, dianggap serius Pemerintah Kecamatan Pamulang. Kecamatan ini pun membuat berkomitmen mewujudkan Pamulang Bebas dari Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Komitmen ini dilakukan dengan penandatanganan bersama wujudkan kecamatan pamulang bebas dari BABS di sela-sela loka karya mini lintas sektoral (Lokmin) Puskesmas se-Kecamatan Pamulang di Aula Kecamatan Pamulang, Senin (24/7). Kepala Puskesmas Pamulang dr Fitria Oriza mengatakan, di kelurahan Pamulang Barat dan Pamulang Timur masih ditemukan warga yang belum hidup sehat. “Di dua kelurahan itu ada tiga titik warga yang belum bebas dari BABS,” ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Senin (24/7). Dokter Fitria menambahkan, puskesmas terus mengalakan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM). Pamulang dilihat sebagai kota besar tapi, masih ada warga yang perilaku buang air besar tidak sehat. Menurutnya, warga tidak buang air besar di kebon atau diistilahkan modol di kebon (Dolbon) namun, telah memiliki kamar mandi dan wc. Tetapi, wc dan kamar mandi warga itum, tidak dilengkapi dengan septic tank yang baik dan benar. Mereka justru mengalirkan kotoran ke kolam-kolam ikan sebagai makanan ikan. “Juga masih ada WC cemplung. Ini yang harus diubah dan ditanamkan ke warga,” tambahnya. Mantan Kepala Puskesmas Pondok Benda ini menjelaskan, kondisi tersebut berada di warga dengan ekonomi menengah bawah. Untuk mengatasi hal tersebut, puskesmas mendorong kelurahan pada saat Musrembang supaya mengusulkan membuat septic tank bagi warga yang membutuhkan. Selain itu, puskesmas juga mengusulkan kepada dinas sosial Kota Tangsel supaya saat dilakukan bedah rumah untuk dibuatkan wc sekaligus penyuluhan ke warga juga dilakukan. “Pengakuan warga, kendala tak buat wc karena keterbatasan biaya,” jelasnya. Selain bebas BABS, puskesmas juga mengimbau warga agar tidak membuang pempers bayi sebelum dibersihkan. Sebelum dibuang ke tempat sampah, pempers sebaiknya dibersihkan dari kotoran di kamar mandi. Sehingga kotorannya tidak menimbulkan penyakit. “Dampaknya terhadap kesehatan kalau kotoran manusia di mana-mana akan menimbulkan penyakit diare, hepatitis dan lainnya,” tutur wanita berjilbab ini. Sementara itu Camat Pamulang Deden Juardi mengatakan, kesehatan adalah kebutuhan semua orang. Supaya bersih harus ada komitmen bersama. “Untuk bisa menciptakan Pamulang bebas BABS perlu kerja sama dengan semua pihak,” katanya. Deden menambahkan, terutama kepada petugas kesehatan dari Dinas Kesehatan dan puskesmas memiliki peran penting untuk mewujudkan hal tersebut. “Kalau ini bisa berjalan dengan baik, ke depan kesehatan warga terjamin untuk capai generasi cerdas,” tambahnya. Melalui program STBM yang merupakan pendekatan untuk merubah perilaku higienis dan sanitasi, warga diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang sehat, bersih, indah dan aman. “Ini sesuai dengan slogan kecamatan Pamulang, yakni Bersih, Indah, Sehat dan Aman (BISA),” tutupnya. (bud/esa)

Sumber: