Kampung Tempe Jadi Percontohan Pengolahan Sampah
TANGERANG -- Kampung Tempat Edukasi Maggot dan Pemberdayaan Ekonomi (Tempe) yang berada di Desa Jatimulya, Kecamatan Sepatan Timur, menjadi percontohan untuk nantinya bisa di terapkan di wilayah desa lain yang ada di Kecamatan Sepatan Timur. Saat ini Kampung Tempe terus dilakukan pengembangan, bahkan di lokasi tersebut juga dijadikan tempat untuk edukasi bagi masyarakat yang ingin belajar budidaya maggot sebagai solusi untuk menekan volume sampah. Camat Sepatan Timur Asep Nurman mengatakan, kampung Tempe sebagai pilot projects untuk bisa diterapkan dan bisa di kembangkan oleh masyarakat agar kedepan sampah yang ada bisa diolah menjadi pupuk untuk pertanian. "Kita kembangkan kampung Tempe ini sebagai bentuk kepedulian kita terhadap sampah yang selalu menumpuk, jadi dengan diolah dengan maggot bisa mengurangi volume sampah,"ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Rabu (4/1). Asep menambahkan, masyarakat dari mana saja bisa belajar budidaya maggot, yang nantinya bisa diterapkan di wilayahnya masing-masing. Bahkan, dengan mengolah sampah ada keuntungan yang di dapat yakni bisa dijadikan pupuk. "Pupuk hasil olahan maggot biasanya banyak dicari petani sayuran, karena pupuk yang dihasilkan adalah pupuk organik yang bisa menyuburkan tanaman sayuran,"paparnya. Ia menjelaskan, Kampung Tempe juga bisa digunakan sebagai tempat belajar para pemuda atau pelajar yang ingin tahu bagiamana mengolah sampah dengan menggunakan metode maggot. Biasanya, kalau di TPA menggunakan mesin, di Kampung Tempe pengolah sampah menggunakan ulat belatung. "Memang untuk bisa mengolah sampah dengan maggot harus punya tempat khusus, karena pasti bau sampah akan membuat tidak nyaman sekitar lingkungan. Maka itu, harus ada tempat yang khusus seperti kampung Tempe ini,"tutupnya. (ran)
Sumber: