BKKBN Banten Kerjasama dengan Baznas untuk Tampung Donatur
SERANG, TANGERANGEKSPRES.CO.ID - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Banten melakukan penandatangan kerjasama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) se-Provinsi Banten di Hotel Le Semar, Kota Serang, Rabu (12/10). Atas kerjasama tersebut nantinya donatur yang ingin menyumbangkan hartanya untuk memberikan bantuan penanganan stunting dialihkan ke Baznas. Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Banten, Dadi Ahmad Roswandi mengatakan, bahwa selama ini pihaknya merasa kebingungan bila terdapat donatur yang ingin membantu dalam menangani stunting di Banten. Sebab bantuan berupa uang tersebut harus disalurkan melalui lembaga resmi, salah satunya Baznas. "Orang kalau mau langsung menyumbang ke BKKBN kan gak boleh. Makanya ini kita salurkan ke lembaga resmi yang akuntabilitasnya baik, kita bekerjasama dengan Baznas provinsi, maupun kabupaten/kota yang ada di Provinsi Banten," katanya kepada wartawan. Terlebih, pihaknya juga memiliki program bapak asuh anak stunting dalam rangka percepatan penurunan stunting khususnya di Provinsi Banten. Dengan begitu donatur tidak perlu ragu memberikan bantuan untuk anak dan keluarga beresiko stunting. "Bapak asuh anak stunting ini menghimpun bantuan dari pribadi maupun perusahaan yang peduli dengan stunting. Sebab anak yang mengalami stunting harus diberikan makan bergizi sehari tiga kali," ujarnya. Ia menuturkan, bantuan yang terhimpun di Baznas berupa uang nantinya akan diberikan kepada kelompok kerja (Pokja) Dapur Sehat Atasi Stunting. Pokja ini nanti yang akan memasak dan memberikan makanan langsung ke mulut anak stunting. "Dapur ini nanti masak karena harus fresh food, jadi nanti pagi di kasih ke anak stunting, siang kasih dan malam juga. Jadi bantuannya sampai ke mulut anak stunting bukan kakaknya," terangnya. Dadi menjelaskan, Pokja Dapur Sehat Atasi Stunting berada di setiap Kampung Keluarga Berkualitas (KB). Hingga saat ini baru ada 411 Kampung KB di Provinsi Banten. "Sesuai dengan Inpres nomor 3 tahun 2022 tentang optimalisasi Kampung Keluarga blBerkualitas, ada kriterianya mulai dari tumbuh, berkembang, mandiri, dan berkelanjutan. Kita harap di Banten ini bisa mencapai 1.551 kampung KB," tuturnya. Dadi mengaku, program-program tersebut diluncurkan untuk mempercepat penurunan angka stunting dimana saat ini di Banten mencapai 24,5 persen, dengan resiko keluarga stunting yang mencapai 1,3 juta keluarga. Keluarga beresiko stunting paling tinggi berada di Kabupaten Tangerang, kemudian Kabupaten Lebak, dan disusul Pandeglang. "Program ini juga dalam rangka percepatan pengurangan kemiskinan ekstrim, jadi di Banten ada 999 ribu keluarga mengalami kemiskinan ekstrim, seperti makan susah, pendidikan kurang, sanitasi jelek, rumah jelek," katanya. Sementara itu, Wakil ketua 2 Baznas Banten, M Suhri Utsman mengatakan, sebagai langkah awal pihaknya memberikan bantuan dengan menjadi pelaksana di bawah. Pihaknya pun telah membantu dengan berbagai program lain khususnya untuk keluarga dengan kategori kemiskinan ekstrim. "Porsinya kita lihat bahwa orang ini miskin membutuhkan penanganan, makanya kita turut membantu," paparnya. (mam/and)
Sumber: