3 Bulan Dilaunching, 2.000 Pendonor Miliki Kartu Simdondar
SERPONG,TANGERANGEKSPRES.CO.ID-Sampai saat ini sudah ada sekitar 2.000 orang pendonor memiliki kartu teknologi informasi Sistem Informasi Manajemen Donor Darah (SIMDONDAR). Jumlah tersebut tercatat sejak pertama SIMDONDAR dilaunching pada 6 Juni 2022 lalu. Kepala UDD PMI Kota Tangsel Suhara Manullang mengatakan, sejak dilaunching sampai sekarang sudah ada 2.000an pendonor yang memiliki kartu SIMDONDAR. "2.000an ini merupakan pendonor baru dan lama tapi, yang banyak pendonor baru," ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Rabu (24/8). Suhara menambahkan, selama ini pendonor darah belum diberikan bantuan atau difasilitasi kemudahan dalam mendonorkan darah. Dimana darah pabriknya hanya manusia, sehingga pendonor harus diberikan kemudahan-kemudahan. "Kartu SIMDORDAR mempermudah saat akan donor, tidak perlu isi formulir tapi, dengan kartu ini ada barcode dan bisa di scan. Data pendonor akan tersimpan aman," tambahnya. Masih menurutnya, SIMDONDAR juga menjadi laporan terintegrasi, baik ke provinsi maupun pusat. Juga akan ada notifikasi atau pemberitahuan bila waktunya donor tiba, termasuk akan ada ucapan selamat ulangtahun kepada pendonor. "Kalau kita download aplikasi Donorku, kita juga bisa melihat tempat donor dimana saja dan waktunya kapan. Jadi SIMDORDAR ini mempermudah pelayanan donor darah," jelasnya. Wanita berkerudung ini menjelaskan, kartu SIMDORDAR terintegrasi datanya, sehingga memudahkan masyarakat kapan donor lagi dan ada rekam jejaknya. "Juga mempermudah PMI untuk menyaring pendonor untuk melakukan rutinitas donornya," tuturnya. Suhara mengaku, tiap bula pihaknya membutuhkan sekitar 3.000 kantong darah. Sedangkan pendonor yang terdaftar di PMI Kota Tangsel sekitar 100.000 orang. "Pendonor rutin yang datang ke kantor per hari 40 orang. Kalau donor yang kita lakukan dengan layanan keliling dapatnya sekitar 50 kantong darah tiap hari," jelasnya. Suhara mengaku, pihaknya memiliki tim bernama pencekalan. Tim tersebut bertugas mengolah darah dan bila darah yang diperiksa memiliki penyakit spilis, Hepatitis B, Hepatitis C dan HIV Aids maka tidak bisa digunakan. "Lalu orang itu diberitahu dan dilakukan perjanjian untuk ketemu dan dilakukan konsultasi dengan dokter. Kita juga kerjasama dengan RSU untuk pemeriksaan tindak lanjutnya," ungkapnya. (bud)
Sumber: