Vaksinasi Campak dan Rubella Harus Diulang
Masyarakat khususnya para orang tua banyak yang belum mengetahui efektivitas vaksinasi campak dan rubella harus diberikan secara berulang. Imunisasi campak dan rubella dapat memberikan kekebalan yang sangat tinggi, hingga lebih dari 90 persen. Namun vaksinasi harus dilakukan berulang.
Tidak cukup waktu kecil saja, perlu ada pengulangan. Masalah yang terjadi di Indonesia banyak orang tua yang lupa bahwa setelah akan masuk sekolah harus diulangi lagi vaksinnya. Virus campak dan rubella tak dapat dihindari jika anak-anak belum kebal terhadap virusnya. “Harus dilakukan pengulangan, karena vaksin tak ada jaminan 100 persen efektif. Berbagai vaksin apapun,” kata Direktur Surveilans Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan Jane Soepardi kepada JawaPos.com, Rabu (19/7). Jane menjelaskan hal itu disebabkan berbagai faktor. Salah satunya saat pemberian vaksin, kondisi anak tidak sehat atau fit. Sehingga pemberian vaksin perlu dilakukan berulang. “Atau bisa jadi vaksin sudah rusak. Vaksin diberikan lebih dosisnya tidak apa-apa, lebih baik,” kata Jane. Jane menjelaskan rubella merupakan campak Jerman yang seringkali tak menimbulkan gejala. Banyak masyarakat belum familiar dengan virus tersebut. Tanda-tandanya mirip seperti campak tetapi lebih ringan. “Tidak bergejala jadi orang mana tahu. Campak dan rubella ini dua-duanya virusnya menyerang anak, penyakit anak. Kalau tak diintervensi sebelum 15 tahun, kami khawatir ibu hamil yang terinfeksi bisa sebabkan cacat bawaan pada buah hatinya,” jelasnya. Sayangnya, kata Jane, vaksin campak dan rubella dalam 20 tahun terakhir yang masuk ke Indonesia masih impor dan hanya bisa dibeli oleh kalangan menengah ke atas. Dengan adanya vaksin tersebut, virus rubella pun menurun. “Virus campak dan rubella hanya ada di tubuh manusia. Imunisasi itu menyebabkan virus menurun tapi bolong-bolong enggak rata hanya diberikan pada menengah ke atas. Karena itu ayo bertekad bebaskan virus ini tahun 2020,” kata Jane. (ika/JPC)
Sumber: