Guru PAI di Kota Tangsel Dites Baca Kitab Kuning
CIPUTAT,tangerangekspres.co.id-Ratusan guru pendidikan agama Islam (PAI) di Tangerang Selatan, mulai dari jenjang Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) mengikuti seleksi membaca kitab kuning yang berlangsung di Ruang Blandongan, Puspemkot Tangsel, Rabu (6/7). Pelaksanaan seleksi tersebut, diselenggarakan melalui kolaborasi antara oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangsel bersama DPD Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) Kota Tangsel. Kepala Bidang Pembinaan Ketenagaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangsel, Dedi memaparkan, sedikitnya ada sebanyak 200 guru yang mengikuti seleksi hari ini. "Guru agama dari sekolah dari jenjang TK, SD, SMP Negeri dan ada swastanya juga," papar Dedi. Dari dua ratus peserta ini, lanjut Dedi, akan dipilih seratus guru terbaik yang lolos dalam tahapan pengujian ini. "Lalu 100 guru terbaik ini akan menjadi trainer yang akan melanjutkan edukasinya ini kepada lima guru di masing-masing sekolahnya," tuturnya. Selanjutnya kelima guru ini, nantinya akan mengajarkan kepada 100 siswa di sekolahnya masing-masing. Dengan demikian, kegiatan ini pun diharapkan mampu menjadi cikal bakal untuk mencetak generasi penerus yang religius. Sesuai dengan motto Kota Tangsel, yakni Cerdas, Modern, dan Religius. Lebih lanjut, Ketua DPD AGPAII Kota Tangsel Budi Mulia memaparkan, tahapan seleksi dibagi menjadi beberapa bagian pengujian. "Mulai dari uji menulis Alquran, membaca Alquran, dan membaca kitab kuning. Kita lihat bagaimana keterampilan menulis dan membacanya, seperti makhorijul hurufnya. Setelah itu kita tingkatkan untuk membaca kitab kuning," ujar Budi dalam kesempatan yang sama. Budi menyebut, kegiatan seleksi kitab kuning kali ini merupakan tahapan awal. "Setelah lolos seleksi, mereka akan kita berikan TOT trainingnya. Bagaimana untuk memahami kitab kuning terkait huruf dan isim. Itu dulu, dasar dulu Caranya kita pakai metode tamyiz. Nanti mereka wajib mengajarkan lima guru di sekolahnya. Dan lima guru yang telah diajarkan itu, harus mengajarkan kembali ke 100 siswanya. Sehingga mungkin tahun depan terkumpul 10 ribu siswa yang bisa mempelajari kitab kuning dasar. Maupun huruf ataupun isim," tandasnya. (mol)
Sumber: