Dewan Support Pengembangan Ekonomi Kreatif

Dewan Support Pengembangan Ekonomi Kreatif

TIGARAKSA -- Berbagai cara atau ide kreatif, serta inovasi terus dikembangkan, guna menjaga eksistensi sebuah produk agar terus bertahan. Terutama pada sektor (Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Hal tersebut menjadi kesimpulan pada diskusi ringan disela-sela kunjungan Komisi II, DPRD Provinsi Banten ke Indonesia Creative Heritage, Saung Topi Bambu Tangerang, belum lama ini. Founder Saung Topi Bambu Agus Hasanudin mengatakan, tempat atau saung tersebut adalah sebagai tempat wisata kreatif dan edukatif yang berbasis pada ekonomi desa. “Tujuannya untuk melestarikan kearifan lokal dan menjalankan ekonomi kreatif yang berbasis pada ekonomi desa,” ujarnya kepada wartawan. Selain itu, menurut Agus, di saung tersebut memproduksi berbagai macam kerajinan. Tentu yang berbahan bambu. Seperti topi, kopiah, tas, aneka sofenir, dan batik. “Untuk batik kami sudah punya merek, Aifdin. Selain itu, kami juga membuka jasa kursus atau pelatihan bidang keterampilan,” sambung pria  penulis buku berjudul Kerajinan Topi Bambu di Tengah Arus Zaman ini. Lebih lanjut, Agus mengatakan, terkait kondisi saung saat ini masih dalam proses pembangunan. Semoga ke depan menjadi bagian tempat wisata edukasi dan kreatif dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai. Seperti museum, ruang membatik, tempat workshop dan panggung pertunjukan. Sementara itu, Anggota DPRD Provinsi Banten H. Ade Awaludin, dalam kunjungannya mengatakan, pengembangan kreatifitas pada kearifan lokal harus terus mendapat support dari berbagai element agar dapat memberikan manfaat. “Harus kita dukung bersama, agar dapat memberikan manfaat untuk membangun ekonomi kreatif di lingkungannya,” ucap anggota dewan dari Fraksi Gerindra ini. Ia pun meminta kepada pemerintah daerah, agar memberikan dukungan kepada usaha yang mengembangkan kearifan lokal. Selain mampu membuka peluang usaha bagi masyarakat sekitar, tentunya dapat melestarikan kebudayaan lokal Tangerang. Pada kunjungan tersebut hadir pula Hj. Desi Yusnadi, M. Jamin, Mareta, Sri Hartati, dan Bonie Mufidzar. Sebagai apresiasi agar terus melestarikan kearifan lokal, para anggota dewan tersebut membeli produk mulai dari topi sampai tas untuk digunakan pribadi. "Kami sangat tertarik dengan produk lokal Tangerang berbahan baku bambu ini. Usaha seperti ini wajib mendapatkan dukungan dari masyarakat dan juga pemerintah," tegas Ade. (mas)

Sumber: