PDP Meninggal Melonjak, Kasus Terbanyak dari Kota Tangsel

PDP Meninggal Melonjak, Kasus Terbanyak dari Kota Tangsel

TANGERANG-Penyebaran virus Corona belum terbendung. Terutama di tiga wilayah, Kota Tangsel, Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang. Jumlah korban meninggal dunia meningkat tajam. Data yang dirilis Pemprov Banten, Senin (6/4) pukul 18.00 WIB, peningkatan jumlah meninggal dunia terjadi pada Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Dari sebelumnya 28 orang, menjadi 44 orang, atau bertambah 16 orang. Jumlah korban meninggal dunia PDP paling banyak berasal dari Kota Tangsel. Dari 13 orang menjadi 25 orang atau bertambah 12 orang. Kota Tangerang tidak bertambah. Kabupaten Tangerang dari 6 orang menjadi 10 atau bertambah 4 orang. Sementara, pada kasus positif Covid-19, naik tipis, dari sebelumnya 132 menjadi 136 dan sembuh 10 orang. Sementara itu, Pemprov Banten menyiapkan desain anggaran untuk menanggulangi masyarakat terdampak Covid-19 melalui social safety net atau jaring pengaman sosial. Hal itu terungkap dalam rapat koordinasi (rakor) antara Komisi V DPRD Banten dengan Gugus Tugas Penanganan Covid-19, di ruang paripurna DPRD Banten, KP3B, Kota Serang, Senin (6/4). Pemprov Banten menyiapkan anggaran Rp 2,4 triliun. Anggaran tersebut untuk 4,4 juta warga atau 40 persen dari total 10 juta warga Banten. Anggaran jaring pengaman sosial itu, mekanismenya warga terdampak Covid-19 akan mendapatkan uang tunai. Ketua Komisi V DPRD Banten M Nizar mengatakan, angka tersebut itu merupakan proyeksi Pemprov Banten. Meski begitu, angka tersebut masih belum bisa dikonfirmasi, karena baru sebatas desain. "Itu kan baru desain, dengan asumsi. Belum pasti. Yang sudah pasti itu anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) senilai Rp 161 miliar itu untuk penanganan Covid-19 di Dinas Kesehatan (Dinkes), RSU Banten dan BPBD Banten," kata Nizar usai acara. Terkait rakor, dijelaskan Nizar, Komisi V tetap melakukan pengawasan dan evaluasi. Temasuk terkait penggunaan anggaran. "Semenjak Mendagri menyampaikan bahwa gubernur boleh menggeser anggaran tanpa melibatkan DPRD, sudah terjadi perubahan (anggaran) beberapa kali. Dan kita tidak pernah tahu. Dan kita tahunya dari media bukan dari lembaga resmi. Makanya Komisi V memanggil OPD dan gugus tugas," jelasnya. Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Banten Rina Dewiyanti mengatakan masih menunggu Peraturan Presiden (Perpres). Pihaknya juga belum visa memastikan berapa anggaran yang akan dipakai untuk jaring pengaman sosial. "Belum bisa sampaikan. Nanti takut blunder. Tapi kita masih rancang dengan asumsi tanggal 8 April sudah beres," kata Rina. Terkait rencana Pemprov Banten menyediakan lahan untuk pemakaman khusus untuk korban Covid-19 yang bertempat di Kota Serang, Rina menjelaskan, perencanaannya masuk dalam program pergeseran anggaran tahap kedua, yang kini sedang dilakukan pembahasan. Diketahui, lahan tersebut berada di Kelurahan Sayar, Kecamatan Taktakan dengan luas satu hektare melalui skema pembebasan lahan. "Rencana iya (anggaran pembebasan dari pergeseran anggaran tahap II) karena kita ingin paripurna menempatkan itu (penanganan virus Corona). Sementara (luasnya) satu hektare," ungkapnya. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Banten Muhtarom mengatakan, pemprov telah mengambil sejumlah langkah dalam proses pencegahan dan penanganannya. Salah satu langkah yang akan dilakukannya adalah menyiapkan pemakaman korban kasus Corona. "Menyiapkan lahan pemakaman ketika ada korban meninggal," kata Muhtarom. Dijelaskan Muhtarom, untuk merealisasikannya pihaknya telah mencari calon lahannya. Opsi saat ini adalah di Kelurahan Sayar, Kecamatan Taktakan, Kota Serang. "Tinggal nanti menyiapkan anggarannya, nanti ke arah sana eksekusinya," jelasnya. Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti memaparkan, per 5 April, Rumah Sakit Umum (RSU) Banten sebagai RS pusat rujukan Corona telah merawat 136 pasien. Dari jumlah tersebut 124 merupakan pasien dalam pengawasan (PDP) dan 12 kasus positif Corona. "Sebanyak 99 pasien masih dirawat, 18 sembuh dan 19 meninggal dunia. Sebanyak 19 pasien yang meninggal dunia itu 17 PDP dan 2 dari kasus konfirmasi positif Corona. Mereka yang dirawat di RSU Banten merupakan rujukan dari RS rujukan lainnya di Banten dengan gejala berat," kata Ati. (tb)

Sumber: