Jelang All England 2020, Pede Praveen/Melati Juara

Jelang All England 2020, Pede Praveen/Melati Juara

PERJALANAN prestasi ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva yang belakangan menanjak diyakini berpeluang meraih prestasi tertinggi di All England 2020. Adalah pelatih ganda campuran, Richard Mainaky yang menilai Praveen/Melati berpeluang besar untuk menjuarai All England. All England akan digelar di Birmingham pada 11-15 Maret mendatang. Di sektor ganda campuran, ada dua wakil Indonesia yang jadi unggulan yakni Praveen/Melati (5) dan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja (8). Menurut Richard, Praveen/Melati punya peluang lebih besar untuk jadi juara daripada Hafiz/Gloria. Ia melihat sudah ada perubahan positif dari Praveen/Melati. Terutama soal komunikasi di lapangan. Praveen/Melati yang sempat kerap melakukan aksi diam ketika masing-masing melakukan kesalahan, kini sudah makin klop. "Saya bilang cukup bagus. Saling mendukung, komunikasi jalan. Mereka sudah mulai banyak perubahan," kata Richard di PP ITKON, Jakarta, Selasa (3/3). "Ya itu mood, tak mood ya. Artinya, saya lihat sudah ada progres. Mudah-mudahan dari pertandingan ini menunjukkan grafik yang naik karena mereka sudah mulai konsisten, komunikasinya juga baik," dia menjelaskan. "Jika Melati berbuat salah, sudah bisa tersenyum atau bilang sorry. Jadi masing-masing terbuka. Praveen juga begitu sudah mulai terbuka dan saling mengerti. Itu sudah sering dan saya lihat berjalan bagus. Saya berharap dengan latihan yang konsisten hasilnya juga mengikuti," ujarnya. Faktor lain yang mendukung, menurut Richard, adalah hasil oke di sepanjang tahun 2019. Praveen/Melati sempat meraih dua gelar juara beruntun di Denmark Open dan French Open. Selain itu, Praveen juga pernah juara All England bersama Debby Susanto pada 2016. Jakarta - Persiapan pebulutangkis Indonesia ke All England 2020 terganggu menyusul dibatalkannya German Open 2020. Tim ganda campuran punya kiat untuk mengatasinya. Sementara itu pembatalan German Open 2020 yang sedianya digelar di Mulheim mulai hari ini sampai Minggu (8/3) akibat ancaman virus corona membuat ganda canpuran Indonesia tak punya wadah untuk persiapan menghadapi All England. Untuk menggantinya, Richard Mainaky mengatakan sudah menyiapkan program. Salah satunya dengan melakukan simulasi pertandingan di Pelatnas PBSI, Cipayung. "Jadi sekarang ini seminggu sekali di Cipayung kami melakukan banyak game. Laga tanding itu juga serius artinya kalau ada yang kalah dapat hukuman. Misalnya, setiap atlet mengumpulkan Rp 100 ribu. Nanti yang menang ambil hadiahnya, yang kalah bayarin minuman kopi," kata Richard. Kakak kandung dari Rexy Mainaky ini mengaku sudah memulai simulasi pertandingan itu sejak persiapan menuju turnamen-turnamen Eropa. "Karena melihat situasi seperti ini, ya kami harus memberi arahan kepada atlet, bahwa situasi seperti ini mau tak mau harus lebih siap lagi. Atlet sendiri tidak ada masalah. Sudah siap," ujarnya. "Lagipula bukan cuma kami yang batal tapi atlet lain, pesaing mereka, juga batal. Jadi begitu ada pertandingan diikuti harus maksimal," sambungnya. (apw/dtc)

Sumber: