Hiswana Migas Tangerang Bagikan Santunan
TANGERANG – Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Tangerang roadshow bakti sosial. Bentuknya dengan membagikan santunan kepada anak yatim dan duafa yang ada di Tangerang Raya. Sebanyak 4 lokasi didatangi untuk memberikan bantuan kepada anak-anak kurang mampu atau yang sudah tidak memiliki orangtua. Salah satu titik yang dikunjungi adalah pondok pesantren Nurul Iman yang bealamat di Jalan HR Rasuna Said, Kelurahan Kunciran Jaya, Kecamatan Punang. Sebanyak 120 murid madrasah tsanawiyah (MTs), mendapat sumbangan dari para pengusaha ini, Selasa (20/6). Dikatakan Ketua DPC Hiswana Migas Tangerang Whari Priantono, kegiatan sosial ini merupakan agenda rutin yang selalu dilaksanakan setiap tahun. “Dana yang didapat berasal dari patungan sukarela anggota. Alhamdulillah jumlahnya meningkat dari tahun lalu,” tutur Whari. Ia menyebut, bila uang yang dihimpun sebanyak Rp60juta. Bantuan ini dimaksudkan, supaya anak-anak bisa menggunakannya untuk keperluan lebaran atau membeli perlengkapan sekolah. Dalam kesempatan itu ia berpesan, supaya murid bisa menghemat energi. Sebab bahan bakar yang kini dipergunakan, tidak bisa diperbaharui. “Semoga adik-adik yang ada di sini, bisa ambil bagian meneruskan tongkat estafet dalam membangun negeri ini,” harapnya. Sedangkan Sekretaris Hiswana Migas Tangerang Ahmad Tomy mengatakan, sumbangsih yang diberikan rekan pom bensin, elpiji dan SPBE ini bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. “Setelah ini kami akan mendatangi 2 lokasi di Jalan Cadas, Mauk, Kabupaten tangerang. Kemudian dilanjut acara berbuka puasa dengan anak-anak di Ponpes Nurul Falah, Tangsel,” terang Tomy. Kedepan, Hiswana Migas akan terus meningkatkan kegiatan sosial seperti ini. Ia pun meminta masukan tentang kegiatan bermanfaat lainnya. “Mudah-mudahan ke depan, kami bisa menjalankan program pemberian beasiswa bagi anak miskin atau yatim yang berpretasi. Itu sudah kami wacanakan bersama,” katanya. Sedangkan pengurus Ponpes Nurul Iman Toha Syaefi menjelaskan, bila fasilitas di ponpes yang dibinanya masih jauh di bawah standar. Sebab belum didukung oleh sarana air bersih dan MCK yang memadai. “Di lantai atas pun, lantainya sama sekali belum dikeramik,” ungkap Toha. Ia mengakui, mendapat dana operasional pendidikan dari donatur tidak tetap. Namun jumlah dan waktunya tidak bisa dipastikan. “Ada yang memberi 3 bulan sekali, setengah tahun sekali atau bahkan setahun sekali,” tutur Toha. Ponpes Nurul Iman menurut Toha, didukung oleh 25 tenaga pengajar. Sebagian dari mereka bahkan belum menerima dana sertifikasi sebagai tenaga pendidik. “Kami berharap bantuan dari Pemkot, pihak swasta maupun dermawan lainnya untuk bisa membantu murid yang belajar di tempat ini,” tandas Toha. (tam)
Sumber: