Tantowi/Liliyana Penyelamat Muka Tuan Rumah

Tantowi/Liliyana Penyelamat Muka Tuan Rumah

Ganda putra Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan tampil sebagai juara Indonesia Open pada 2013. Sejak itu lah, di tiga edisi Indonesia Open, tak satu pun pebulutangkis Indonesia merebut juara. Ganda campuran, Tontowi Ahmad /Liliyana Natsir menjadi pengobat duka. Di final Indonesia Open 2017 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Minggu (18/6) malam, sukses merebut juara setelah menaklukkan pasangan ganda campuran nomor 1 dunia asal Tiongkok, Zheng Siwei/Chen Qingchen dua set langsung, 22-20, 21-15. Ini menjadi satu-satunya gelar untuk Indonesia. Liliyana yang masih dalam pemulihan cidera lutut, mampu memainkan perannya sebagai penyerang di depan net. Sementara, Tantowi terus bekerja keras menghantam lawan dengan smash tajam dari sektor belakang. Di set pertama, Tontowi/Liliyana melesat mendulang poin demi poin hingga melebarkan poin 11-8. Namun, pasangan Tiongkok mampu mengejar hingga menyamakan kedudukan 17-17. Tantowi yang berhasil meminimalisir kesalahan sendiri, mampu meredam serangan lawan hingga akhirnya mengakhiri pertandingan di set pertama dengan kemenangan 22-20. Di set kedua, Tontowi/Liliyana tertekan. Smash keras lawan membuat Tantowi sering membuat kesalahan. Bola pengembaliannya sering menyangkut di net. Tontowi / Liliyana mengandalkan pukulan-pukulan keras. Usai istirahat di pertengahan gim, Tantowi/Liliyana lebih tenang dan tidak banyak melakukan kesalahan. Akhirnya, mengakhiri duel dengan kemenangan 21-15. "Setelah tiga tahun kita tidak pernah juara di sini, kami akhirnya bisa juara. Ini spesial sekali," kata Liliyana. Tunggal putra India memperlihatkan kelasnya di Indonesia Open Supere Series Premier 2017. Setelah menempatkan dua wakil di semifinal Sabtu kemarin. Di babak final, Srikanth Kidambi yang menjadi tumpuan India membawa pulang gelar tunggal putra. Di final kemarin (18/6), Srikanth mampu menaklukkan Kazumasa Sakai (Jepang), 21-11, 21-19. Hasil tersebut menjadi gelar perdana buat tunggal putra India dalam sepanjang sejarah penyelenggaraan Indonesia Open. Sebelum BIOSSP 2017, Srikanth sukses menembus final Singapore Open Super Series. Sayangnya di babak final, dia takluk dari kompatriotnya, Sai Praneeth, 17-21, 17-21, 21-12.  ”Game yang luar biasa, permainan saya berangsur baik pasca cedera setelah Olimpiade Rio 2016 lalu,” terangnya. Kala itu, dia mengalami masalah engkel. Tahun ini, Permainan Srikanth memang naik turun. Setelah mentok di semifinal Syed Modi International Badminton Championship, dia akhirnya tampil di final Singapore Open dan Indonesia Open. Namun, BIOSSP 2017 kali ini menjadi gelar perdana buat dia di tahun ini, ”Senang bisa juara lagi, selanjutna fokus menuju Australia Open pekan depan,” terangnya. Momentum gelar yang diraih tunggal putra India kali ini menjadi sinyal bahaya buat pebulu tangkis Indonesia. Terlebih dengan komposisi empat pebulu tangkis tunggal putra India di top 25 BWF. Mulyo Handoyo, pelatih tunggal India menjelaskan bahwa konfidensi para pemainnya sudah terlihat cukup solid. Dari enam rangkaian  turnamen super series 2017, dua di antaranya diamankan wakil India. ”Melihat hasil yang ada tentu menjadi kentungan buat kami,” katanya. Keempat tunggal putra India saat ini berada di kelompol umur yang sama. Srikanth, Prannoy HS dan Praneeth kini berusia 24 tahun. Sedangkan Ajay Jayaram merupakan satu yang paling senior dengan 29 tahun. Sementara itu, di tunggal putri, pebulu tangkis Jepang kembali memperlihatkan come back manis. Dalam tiga tahun terakhir, Jepang selalu menempatkan satu wakilnya sebagai juara. Kali ini giliran Sayaka Sato, 26 tahun, menjadi penyelamat muka Jepang. Kemarin, dia mengalahkan tumpuan Korea Selatan, Sung Ji-hyun,  21-13, 17-21, 21-14. Sayaka sempat mengalami musim buruk setelah mengalami tahun buruk pasca Olimpiade London 2012. Saat itu, Sayaka mengalami cedera engkel parah yang memaksa dia absen di sisa turnamen sepanjang 2012. Hasil di Indonesia Open tentu akan mendongkrak peringkat dia di tunggal putri dunia. Saat ini, Sayaka masih nangkring di peringkat 17 BWF (federasi bulu tangkis dunia). Sedangkan ganda putri, Chen Qingchen/Jia Yifan memberikan gelar perdana buat Tiongkok di BIOSSP 2017. Chen/Jia mengalahkan Chang Ye-na/Lee So-hee (Korea Selatan) dalam rubber game, 21-19, 15-21, 21-10. Gelar kedua dipersembahkan Li Junhui/Liu Yuchen yang menjungkalkan pasangan veteran, Mathias Boe/Carsten Mogensen (Denmark), 21-19 19-21 21-18. Hasil tersebut juga menjadi gelar perdana buat Li/Liu di ajang Super series 2017. (nap)

Sumber: