Pattiro Edukasi Siswa Kurangi Risiko Bencana

Pattiro Edukasi Siswa Kurangi Risiko Bencana

SERANG-Pusat Telaah dan Informasi Regional (Pattiro) Kabupaten Serang bekerja sama dengan Yappika Action Aid mengedukasi para siswa mengenai pengurangan risiko bencana, Senin (16/12). Edukasi itu diberikan sejak November 2019 dengan tujuan untuk mengurangi risiko saat bencana alam terjadi. Fasilitator Program Emergency Response Recovery (ERR) Pattiro Kabupaten Serang, Irfan Muntaha mengatakan kegiatan terebut sudah dilaksanakan sebanyak lima kali di beberapa sekolah di Kabupaten Serang, yaitu di SDN Pasauran 1, SDN Pasauran 2, SD Bantar Panjang, dan SD Sampang. Pihaknya juga sudah membentuk komunitas di setiap sekolah tersebut yang diorientasikan untuk mengedukasikan pengurangan risiko bencana. "Edukasi ini kita lakukan di tingkat sekolah dan nantinya akan kita laksanakan di tingkat desa dengan tujuan agar warga yang ada di lokasi rawan bencana bisa mandiri dalam menghadapi situasi rawan bencana," katanya saat ditemui usai melakukan simulasi tsunami di SDN 1 Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Senin. Menurut dia, adanya edukasi tersebut diharapkan warga dapat terbiasa dalam menghadapi bencana alam, seperti gempa dan tsunami. Kata dia, pihaknya memilih SDN 1 Pasauran karena lokasi sekolah berdekatan dengan laut. "Kalau terkena tsunami, pastinya akan terkena dampak," katanya. Sementara itu, Ketua Ibu-ibu Siap Siaga (ISS), Nelli Fitri mengucapkan terima kasih kepada Pattiro dan Yappika Action Aid karena telah membantu pihaknya dengan kegiatan tersebut sebanyak dua kali pertemuan dalam sebulan sejak November. Kata dia, pelatihan tersebut diberikan berupa cara menyelamatkan diri ketika terjadi bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami. "Kalau untuk pelatihan tsunami baru kali ini kita laksanakan yang diikuti semua siswa dari kelas satu sampai kelas enam," katanya. Menurut Nelli, pihaknya dan para siswa sudah mengerti apa yang harus dilakukan pada saat terjadi bencana. Ia juga mengatakan kegiatan tersebut baru dilaksanakan oleh pattiro dan hingga saat ini belum ada pelatihan dari pemerintah. Ia berharap pemerintah dapat mengerti bahawa kegiatan tersebut sangat dibutuhkan warga. "Pemerintah seharusnya memberikan pelatihan seperti ini," katanya. Untuk diketahui, pada pelaksanaan simulasi tersebut, ada warga yang mengalami kecelakaan dan mengalami patah dua gigi depan dan satu orang anak yang mengalami luka gores. Keduanya saat ini sudah mendapat pelayanan medis dan sudah dipulangkan ke rumah masing-masing. (mg-6/tnt)

Sumber: