Kuota Haji 2020 Sebanyak 221.000 Orang
JAKARTA -- Pemerintah memperkirakan kuota haji Indonesia akan tetap pada 2020 mendatang. Menteri Agama Fachrul Razi menuturkan dari hasil kunjungan ke Arab Saudi, dipastikan Indonesia tidak mendapat tambahan kuota haji. Kerajaan Arab Saudi menyebutkan kuota haji bukan keputusan sepihak namun melewati diskusi dengan negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI). "[Disebutkan] Tapi kalau Indonesia mau minta tambahan [kuota dari] Arab Saudi [sebanyak]10.000 [jamah] seperti yang lalu, [diminta] ajukan surat resmi, Insyaallah akan dikaji. Saya [Kementerian Agama RI] sudah mengajukan surat resmi," kata Fachrul di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Senin (9/12). Menurutnya saat ini kepastian penambahan kuota jamaah haji dari Indonesia menunggu jawaban resmi pemerintah Saudi. Pada 2019, Kuota Haji Indonesia sebanyak 221.000 jamaah. Jumlah ini terdiri dari 204.000 jamaah haji reguler serta 17.000 orang jamaah haji khusus. Jamaah haji reguler dan khusus sendiri termasuk petugas dari Indonesia yang melayani. Rinciannya 1.513 petugas untuk jamaah haji reguler serta 1.337 untuk petugas haji khusus. Sementara itu, Komisi VIII DPR telah meminta maskapai Saudi Airlines tidak menaikan harga tiket pesawat pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 2020. Permintaan itu disampaikan Komisi VIII saat Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) secara tertutup. Hadir dalam RDPU dari pihak maskapai di antaranya Manager Sales Indonesia Saudi Airlines Faisal S Saleh Alallah, General Sales Agency Gembong Martadi dan Manager Haji Indonesia Januar. "Kita dari Komisi VIII pastinya berusaha untuk meminta penurunan harga," kata Anggota Komisi VIII Lisda Hendrajoni seperti dikutip Republika setelah RDPU, Senin (9/12). Lisda mengatakan, pihak Saudi Airlines belum menjawab apakah tiketnya untuk tahun ini bisa diturunkan atau tidak. Tetapi yang pasti kata dia, dari pihak Saudi Airlines mengatakan bahwa mereka tidak ada kenaikan harga. "Pemerintah juga minta tidak naik harga. Akan tetapi kami dari Komisi VIII minta kalau bisa diturunkan atau harganya sama tapi ada fasilitas-fasilitas yang juga ditingkatkan," ujarnya. Salah satu fasilitas atau perlengkapan yang perlu ditingkatkan adalah koper dan kain ihram. Dua perlengkapan itulah menurutnya kualitaanya kurang bagus. Seperti koper mudah jebol dan kain ihram tipis. "Kain ihram itu terlalu tipis. Kalau cowok-cowok itu pakai ihram itu kan tidak pakai celana dalam itu kan harusnya lebih baik. Kemudian koper jebol kita berharap tidak ada kenaikan harga tapi kualitas itu ditingkatkan," katanya. Selain itu kata dia, yang paling penting yang harus dipersiapkan pihak maskapai Saudi Airlines adalah keselamatan penerbangan. Jangan sampai harga diturunkan tetapi berpengaruh kepada keselamatan penerbangan dan kenyamanan jamaah saat berada di pesawat. "Pokonya safety first, kemudian service tadi mintakan untuk servis ini parmugari Indonesianya itu diperbanyak," katanya. Karena jamaah yang naik haji itu rata-rata jamaah yang belum pernah naik pesawat. Kata dia, jamaah Indonesia sama pramugari Garuda saja untuk minta atau ada sesuatu yang kurang di pesawat segan dan takut. Apalagi sama orang kelihatan bule atau kelihatan orang Arab, jamaah Indonesia akan semakin sungkan. Jadi kata Lisda dapil Sumatra Barat Partai Nasdem ini meminta kepada pihak maskapai keselamatan, dan service harus dipenuhi. Sehingga perjalanan yang bisa mencapai 10 jam itu membuat jamaah haji Indonesia nyaman. Ditemui tepisah setelah RDPU, General Sales Agency Gembong Martadi mengatakan, RDPU dengan Komisi VIII itu masih sebatas perencanaan haji, dan belum masuk keperhitungan harga tiket pesawat. "Hal lain adalah cuma service. Dan yang mereka tanyakan mengenai bagasi, mengenai air zam-zam, mengenai jumlah pesawat dan sudah kami jawab semua," katanya. Terkait pertanyaan mengenai air zam-zam, Gembong mengatakan, bahwa setiap tahun air zam-zam itu diangkut menggunakan pesawat yang kosong. Sehingga oleh-oleh jamaah air zam-zam itu terpisah dengan oleh-oleh jamaah selain air zam-zam. "Jadi waktu fase pemberangkatan pesawat datang kosong itu bawa air zam-zam," katanya. Gembong mengakui legislatif di Komisi VIII meminta harga tiket pesawat Saudi Airlines diturunkan untuk penyelenggaraan perjalanan ibadah haji tahun 2020. Gembong mengaku belum bisa menjawab karena itu merupkan kebijakan kantor pusat Saudi Airlines di Arab Saudi. "Belum tahu karena kan harganya masih di kantor pusat karena di Indonesia ini kita marketingnya jadi semua dapurnya yang ngolah di Jeddah," katanya. Gembong mengatakan, bahwa Saudi Airlines telah memberikan souvenir kepada jamaah haji. Terkait masalah kualitas dari souvenir yang diberikan masakapai, Gembong tidak menjelaskan. Akan tetapi, souvenir berupa koper itu tidak termasuk harga tiket alias diberikan secara cuma-cuma khusus untuk jamaah haji yang mendapat jatah menggunakan Saudi Airlines. "Jadi benar-benar free diberikan kepada jamaah," katanya. Terkait wacana Bandara Kertajati akan digunakan sebagai penerbangan haji tahun 2020, maskapai nasional Saudi Arabia ini mengaku siap.(rep)
Sumber: