Jumpa Lagi Tahun Depan di Liga1, Bagaimana Nasib Widodo?

Jumpa Lagi Tahun Depan di Liga1, Bagaimana Nasib Widodo?

GIANYAR-Permainan sepak bola atraktif tersaji di partai final Liga 2. Dua klub ungu, Persita Tangerang duel dengan Persik Kediri di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianya Bali, kemarin malam. Sejak awal, kedua tim memang sudah bertekad untuk mempertontonkan permainan terbaik di partai puncak ini. Dan seperti memenuhi janji. Pertandingan menarik disuguhkan kedua tim. Dari menit awal, pertandingan berlangsung ketat dan sangat cepat. Babak pertama memang sedikit lebih didominasi oleh Persik. Dua gol cepat diciptakan Persik, menit ke-11 dan 14. Tapi dengan cepat Persita bangkit dan mulai membangun serangan. Peluang demi peluang tercipta. Titik terang terlihat saat sundulan M. Robby akhirnya berhasil merobek gawang Persik di menit ke-24. Semangat dan motivasi para Pendekar pun kian bangkit. Tak lama, tepatnya di menit ke-37, Sirvi Arvani pun sukses menambah gol untuk Persita sekaligus menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Skor bertahan hingga turun minum. Di babak kedua, Persita dan Persik bermain lepas Namun petaka untuk Persita justru datang di menit akhir saat pertandingan memasuki injury time. Di menit ke 91, akibat kelengahan lini belakang, Persik bisa membobol gawang yang dikawal Annas Fitranto. Skor pun berubah 2-3 sekaligus mengantarkan Persik sebagai juara Liga2. Persita sebagai runner-up. Keduanya pun lolos ke Liga 1 bersama Persiraja yang sore harinya unggul dari Sriwijaya FC. Meski meraih posisi runner up di Liga 2 musim ini, Persita mendapatkan beberapa penghargaan tambahan. Yang pertama adalah penghargaan tim Fair Play yang diterima langsung oleh Kapten Tim Egi Melgiansyah. Penghargaan ini diperoleh karena Persita menjadi tim dengan pelanggaran paling sedikit selama musim LIga 2 2019. Selain itu, striker andalan Persita, Sirvi Arvani, memperoleh Sepatu Emas. Ia mencatatkan diri sebagai pencetak gol terbanyak, Liga 2 2019 dengan koleksi 14 gol. Selain Sepatu Emas, Sirvi juga diganjar hadiah uang tunai Rp 150 juta. Persita sendiri menerima hadiah uang tunai sebesar Rp 1 miliar usai menduduki posisi runner up. Menanggapi hasil pertandingan, Pelatih Kepala Persita, Widodo C. Putro sangat berterima kasih permainan dan kerja keras yang ditunjukkan anak didiknya. “Saya ucapkan selamat kepada Persik yang telah menjuarai Liga 2 ini. Dan terima kasih juga kepada pemain kami dari awal kompetisi sampai akhir dan kita bisa menjawab target yang dibebankan kepada kami, untuk lolos Liga 1. Terima kasih untuk manajemen juga, tim media. Terus supporter, fans Persita Tangerang. Mari kita sama-sama songsong Liga 1 dan kebersamaan harus tetap dijaga,” ungkap Widodo usai pertandingan. “Dan untuk pertandingan tadi memang kami sangat terbuka bermain bola karena kami juga sudah tidak ada beban apa-apa. Tapi Tuhan berkehendak lain bahwa yang merebut nomor satu adalah Persik. Kami patut bersyukur juga apapun hasilnya karena target kami untuk lolos sudah terpenuhi,” tambahnya lagi. Sejak awal, menurut Widodo, timnya memang tidak berniat untuk bertahan dan lebih memilih untuk bermain secara terbuka. “Ya, memang kami tidak mau bertahan. Kami tetap melakukan penyerangan. Karena kami juga kepengin menyudahi tanpa dengan adu penalti. Tapi ternyata yang menyudahi Persik duluan. Udahlah, kami patut syukuri juga kami dalam keadaan sehat semua, tidak ada yang cedera dan kami sudah lolos Liga 1," tegasnya. Disinggung soal rencana masa depannya di Persita musim depan, Widodo tidak mau bicara banyak. “Kami nanti akan bicara dulu dengan manajemen tentang kelanjutan ini. Pastinya kan pasti ada target, apa yang mesti harus diberikan pada kami. Kalau kami berlanjut, itu nanti akan ada pembicaraan lagi. Nanti kami akan berdiskusi lagi ke depannya nanti bagaimana dengan Persita ini. Pastinya (reward) ada tapi jumlahnya belum tahu. Yang jelas hadiah tadi kan ada. Di depan mata ada. Kami berharap dari manajemen ada. Tapi jumlahnya kita tidak tahu,” katanya lugas. Widodo juga mengungkapkan alasannya sejak awal musim memilih bergabung bersama Persita. Dan kini setelah Pendekar naik kasta ke Liga 1, Widodo berharap target dan cita-cita membawa Persita ke posisi yang lebih baik dan lebih profesional lagi akan semakin mendekati kenyataan. “Saya kenapa dari awal kan mau bergabung dengan Persita. Satu, misi mereka, kedua visi mereka. Persita ini dibangun atas dedikasi yang tinggi dari owner dan visi misinya jelas. Kenapa saya mau ke Persita karena visi misinya jelas. Di sini mereka sudah punya infrastruktur sendiri. Pengelolaan stadion sendiri dan akan berkembang di luar stadion. Dia akan bangun lagi dua lapangan kalau tidak salah artifisial dan lapangan biasa. Dan syarat untuk Liga 1 kan Pri Elite, ada akademi, U17, U19, itu kenapa saya mau ke Persita. Mereka sudah siap dengan itu. Ya puji syukur kita bisa naik ke Liga 1 dan itu kita teruskan," paparnya. “Dan kenapa sih banyak yang nanya kenapa saya mau ke Liga 2. Saya adalah bagian dari sepak bola. Membangun sepak bola itu tidak hanya dari Liga 1. Liga 3 tidak apa-apa, Elite Academy tidak apa. Yang penting bagaimana kita kinerja kita untuk sepak bola Indonesia lebih maju lagi,” tutupnya. Sementara itu, perwakilan pemain Redi Rusmawan menyebut hasil maksima sudah didapat Persita musim ini dan hasil tersebut tentu sesuai dengan target awal tim. “Sebelumnya kami sangat bersyukur bisa lolos ke Liga 1 sesuai target kita di musim depan main di Liga 1. Yang penting kita sudah bekerja keras semuanya dalam pertandingan. Dari awal memang kita sangat bekerja keras untuk membuktikan omongan-omongan orang untuk naik ke Liga 1," tambahnya. (rls)

Sumber: