Banten Dilanda Panas Ekstrem, Tanda-Tanda Bakal Masuk Musim Penghujan
Panas ekstrem melanda Banten. Suhu udara minimal 35 derajat celcius di siang hari. Panasnya udara terjadi karena kondisi daerah serta memasuki masa peralihan musim kemarau ke musim penghujan. Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas 1 Maritim Serang, Widia Khairunnisa mengatakan suhu pada siang hari terasa sangat panas. “Berdasarkan pengamatan dari stasiun Metrologi Serang, cuaca hari ini cukup ekstrem,” katanya kepada wartawan saat ditemui di kantornya, Selasa (22/10). Lebih lanjut, cuaca tersebut secara menyeluruh terjadi di seluruh daerah di Provinsi Banten. Namun di setiap daerah berbeda-beda. Bergantung pada kondisi di masing-masing kota/kabupaten yang ada di Provinsi Banten. “Memang prediksinya merata di seluruh Banten, tapi balik lagi kan, ada daerah yang pepohonnya lebih sedikit dibanding daerah lainnya,” ujarnya. Dikatakan Widia, suhu ekstrem ini masih akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan. Suhu panas ini umumnya biasa terjadi bila akan masuk ke musim penghujan. Bahkan ini akan berpotensi menyebabkan angin kencang. “Di sini musim penghujan baru akan dimulai pada November mendatang. Sementara di Banten selatan musim penghujan sudah dimulai bulan ini (Oktober),” terangnya. Ia juga mengimbau kepada masyarakat agar jangan risau dengan suhu ekstrem ini. Akan tetapi harus bersiap untuk menghadapi musim penghujan. “Masyarakat tetap melakukan aktivitas seperti biasanya, hanya saja hindari dan jangan terlalu lama terpapar matahari langsung,” tuturnya. Pedagang es asal Kota Serang, Syamsul mengatakan teriknya matahari sudah terjadi beberap minggu yang lalu. Meski demikian pihaknya tetap melakukan aktivitasnya demi menghidupi keluarganya yang ada di rumah. “Panasnya terasa banget, kadang saya juga malas untuk berjualan. Tapi itu tidak menyulutkan semangat saya. Karena ada tanggungan yang harus dipenuhi,” katanya saat ditemui trotoar jalan Taktakan, Kota Serang. Sementara itu warga asal Kecamatan Taktakan, Asep mengatakan teriknya matahari yang dirasakan di Taktakan layaknya berdekatan dengan api. Hal ini juga membuat dirinya enggan berlama-lama berada di luar rumah. “Kalau panas seperti ini lebih baik ada di rumah dibandingkan di luar. Meskipun memang hawanya masih tetap panas, tapi lumayan ada kipas lebih adem,” paparnya. (mam)
Sumber: