Dekati Pensiun, 3 Pejabat Pindah, Pilih Menjadi Dosen, Pensiun Lebih Lama

Dekati Pensiun, 3 Pejabat Pindah, Pilih Menjadi Dosen, Pensiun Lebih Lama

SERANG-Beberapa pejabat eselon II Pemprov Banten memilih alih jabatan. Dari seorang birokrat menjadi tenaga pendidikan atau pejabat fungsional. Fenomena tersebut acap kali terjadi ketika pejabat tersebut mendekati masa pensiun. Informasi yang dihimpun, setidaknya pada 2019 ini ada tiga pejabat esleon II yang telah mengajukan pindah yaitu, Asda II Pemprov Banten, Ino S Rawita, Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Banten, M. Ajak Moeslim, dan Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Banten Ali Fadhillah. Sebelumnya juga ada pejabat eselon I dan II yang pindah tugas yaitu, mantan Sekda Banten Kurdi Matin dan Staf Ahli Gubernur Banten Cepi Safrul Alam yang menjadi Widyaiswara di Badan Pengembangan Sumberdaya manusia (BPSDM) Banten. Asda III Samsir membenarkan hal tersebut. Ia mengungkapkan jika Ino S Rawita telah menjadi dosen tetap di Universitas Tirtayasa (Untirta), Serang. “Iyah Pak Ino, dimutasi menjadi dosen Untirta,” katanya saat ditemui di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Banten, KP3B, Kota Serang, kemarin. Ia menjelaskan, Ino pindah atau mutasi dari pegawai Pemprov ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjelang memasuki masa pensiun 1 September lalu. “Jadi sebelum pensiun, Pak Ino sudah ngurus-ngurus pindah ke Dikti (pendidikan tinggi),” jelasnya. Dengan beralihnya kepegawaian tersebut, masa pensiun Ino S Rawita lebih panjang lima tahun. “Kalau aturan kepegawaian di pemerintahan, eselon II sampai 60 tahun. Dan kalau sebagai dosen di perguruan negeri sampai 65 tahun,” katanya. Tak hanya Ino, lanjut Samsir yang juga merangkap Plt Asda I ini, pejabat eselon II lainnya yang akan pindah ke Untirta Serang yakin, Kepala DPAD Banten, Ajak Moeslim. “Pak Ajak yang saya tahu sekarang lagi ngurus itu (pindah jadi dosen Untirta),” ujarnya. Sementara itu pejabat eselon II lainnya Ali Fadilah yang juga akan pindah menjadi dosen di universitas, pihaknya mengaku tak mengetahui. “Kalau Pak Ali saya tidak tahu,” katanya. Saat ini, lanjut Samsir, dengan pindahnya Ino ke Untirta, jabatan yang ditinggalkanya masih kosong. “Belum ada yang ngisi (jabatan Asda II Banten). Itu kewenangan pimpinan,” ujarnya. Diketahui, saat ini sejumlah jabatan kosong yang diisi oleh pejabat pelaksana (Plt) yang pensiun maupun mundur ada dua yakni BPBD, sebelumnya dijabat Suma Wijaya, mundur. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, sebelumnya dijabat oleh Sigit Switarto, pensiun Kepala BPBD diisi oleh Inspektur Banten, E Kusmayadi, sedangkan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dijabat oleh Staf Ahli Gubernur bidang Pemerintahan, Enong Suhaeti. Sebelumnya, Ino S Rawita mengaku masih ingin mengabdi menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Meski begitu, dirinya mengakui jika posisi dirinya sebagai pejabat struktural sebentar lagi berakhir. “Sebentar lagi masuk masa pensiun. Tapi saya masih ingin mengabdi, yah paling widyaswara (dosen, red) di Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia (BPSDM) Banten,” kata Ino saat ditemui di Pendopo Gubernur Banten, KP3B, Kota Serang. Alasan dirinya ingin menjadi widyaswara, salah satunya adalah ingin mengajarkan pengalaman selama menjabat sebagai pegawai struktural kepada para PNS. “Intinya sih pingin berbagi pengalaman bagaiman menjadi PNS dari golongan bawah hingga tinggi. Seperti apa cara mencapai itu, itu akna saya ajarkan. Apalagi kan diklat-diklat PNS maupun CPNS banyak di lakukan di BPSDM,” ujarnya.(tb)

Sumber: