Timnas Kalah Lagi, Kebugaran Pemain Jadi Penentu

Timnas Kalah Lagi, Kebugaran Pemain Jadi Penentu

SIMON McMenemy menuding faktor kelelahan menjadi biang keladi jebloknya performa timnas di dua laga awal kualifikasi Piala Dunia 2022. Dia beranggapan, jadwal yang padat di Liga 1 membuat pemain datang ke training camp dalam kondisi tidak fit. Dampaknya, kemarin Timnas kembali menelan kekalahan atas Thailand. Tidak tanggung-tanggung Skuat Garuda takluk 3-0. Sebelumnya Timnas dibungkam Malaysia dengan skor 3-2. Meski menyebut faktor fisik, timnas justru tak punya sosok yang diberi tugas membenahi fisik Andritany Ardhiyasa dkk. Ya, selama gelaran Kualifikasi Piala Dunia 2022, skuad Garuda tak didampingi pelatih fisik McMenemy hanya dibantu tiga asisten pelatih. Yakni Yeyen Tumena, Joko Susilo, dan pelatih kiper Alan Haviludin. Dari ketiga asisten itu, Yeyen bertugas merangkap sebagai pelatih fisik. Berbeda dengan zaman Luis Milla, timnas saat itu punya pelatih fisik khusus. Yakni Miguel Gandia. Rekan Milla itu bisa dikatakan sukses membenahi fisik pemain Indonesia yang kerap kedodoran. Salah satu buktinya adalah penampilan Merah Putih yang sangat prima di Asian Games 2018 lalu. Lantas apakah timnas berencana merekrut pelatih fisik untuk pertandingan sisa di Kualifikasi Piala Dunia? Manajer Timnas AKBP Sumardji angkat bicara. Menurutnya, hal tersebut tidak akan dilakukan. Dia menilai hadirnya pelatih fisik di timnas tidak akan berpengaruh apapun. "Mau pelatih fisiknya sehebat dan terkenal, tetap tidak akan mengubah apapun di tim," tegasnya. Alasannya, karena jadwal Liga 1 yang padat. Sumardji menjelaskan dropnya fisik pemain gara-gara jadwal kompetisi yang sangat tidak manusiawi. Seminggu, pemainnya bisa bertanding 2-3 kali. "Kompetisi negara lain libur, sedangkan di Indonesia masih jalan. Padat juga, pemain datang dalam kondisi yang sangat capek," paparnya. Dia berencana akan berdiskusi dengan PSSI dan PT LIB. Terutama untuk jadwal Liga 1 musim depan. Sumardji berharap Liga 1 bisa digelar pada awal tahun. Artinya sekitaran Januari hingga Maret. "Agar kompetisi panjang. Klub juga tidak dirugikan karena kontrak pemain benar-benar semusim penuh," paparnya. "Biar sisa pertandingan di kualifikasi Piala Dunia hasilnya maksimal juga," lanjutnya. Hal senada disampaikan striker timnas Alberto Goncalves. Dia mengatakan, rekan-rekannya tidak butuh pelatih fisik. Yang dibutuhkan skuadnya adalah jadwal Liga yang tak merugikan timnas. "Agar kami bisa jalankan strategi pelatih dengan benar," ucap Beto. Yeyen ikut menimpali soal kebutuhan pelatih fisik. Menurutnya, tanpa pelatih fisik, anak asuhnya sebenarnya sudah paham bagaimana cara menjaga kebugaran. Yang jadi masalah lagi-lagi adalah jadwal. Yeyen menyebut para pemain hanya melakukan training camp selama seminggu. "Harusnya itu (menjaga kebugaran, red) dilakukan di klub, dengan jadwal ideal. Karena pemain datang ke timnas dalam keadaan sakit dan cedera, plus capek. Timnas itu bukan rumah sakit, harusnya datang dalam kondisi prima," terangnya. (jpg/apw)

Sumber: