SDN Tobat 1 Peringati 10 Muharam, Memuliakan Anak Yatim
BALARAJA – Selain berpuasa, menyantuni anak yatim adalah salah satu amalan sunah yang disarankan Rasul saat bulan pertama pada penanggalan Hijriah yakni saat bulan Muharam. Saran Rasul menyantuni anak yatim selain puasa Asyura, jadi tradisi yang disebut Lebaran anak Yatim. Hal tersebut yang dilakukan siswa SDN Tobat 1, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang. Dalam acara tersebut ditandai dengan pemberian santunan untuk 12 anak yatim dan piatu dari siswa SDN Tobat 1. Kepala SDN Tobat 1, Mulyadi mengatakan, kegiatan tersebut, selain sebagai wujud kepedulian terhadap yatim piatu juga upaya membentuk karakter para siswa agar lebih peduli kepada sesama. “Santunan yatim piatu ini sudah kita adakan rutin setiap tahunnya. Ini telah menjadi tonggak sejarah dan tradisi yang terus kita jaga dan dilaksanakan setiap bulan Muharam. Ini sekaligus dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan,” kata Mulyadi, disela kegiatan yang berlangsung halaman SDN Tobat 1, Selasa (10/9). Santunan berupa perlengkapan sekolah, makanan dan juga uang yang dikumpulkan dari sumbangan pengajian siswa seminggu sekali, dari guru maupun orangtua siswa yang tidak memaksa. “Pertama, kami ingin memperkenalkan kepada anak–anak tentang hari–hari besar di dalam Islam. Kedua, kami juga ingin membangun sifat peduli terhadap sesama mereka sejak dini, sehingga mereka tumbuh menjadi anak–anak yang dermawan,” kata Mulyadi, yang juga Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kecamatan Balaraja. Kata Mulyadi, berbagi kepada yang membutuhkan merupakan perintah agama Islam. Seperti yang tertera dalam surat Al-Maun tentang mengasihi anak yatim. Tepat pada 10 Muharam, seluruh siswa mengadakan santunan. Dia berharap, dengan serangkaian peringatan tahun baru hijriah ini dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik. “Semoga mereka menjadi anak yang berbakti dan bermanfaat bagi keluarga, nusa, dan bangsa,” tegasnya. Kata Mulyadi, selain melaksanakan santunan yatim piatu, sekolah yang dipimpin Mulyadi sekaligus melaksanakan Hari Olahraga Nasional (Haornas). Kegiatan santunan maupun Haornas diselenggarakan berbarengan. Sehingga siswa yatim piatu tersebut diiring dengan menggunakan odong-odong dimeriahkan oleh marching band. “Santunan dan Haornas kita laksanakan secara berbarengan. Sehingga acaranya jadi lebih meriah,” tegas Mulyadi. (mas)
Sumber: