SDN Pakuhaji Kecamatan Pakuhaji, Terus Berinovasi Saat Mengajar
PAKUHAJI – Para guru diharapkan dapat lebih mendorong inovasi metode pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. Semua dilakukan agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan efektif karena dapat memancing siswa untuk lebih aktif. "Metode pembelajaran kini menuntut adanya daya tarik dari setiap guru dalam mengajar. Apalagi untuk materi-materi yang cenderung mempunyai tingkat kebosanan yang tinggi," kata Ika Yulianti, Kepala SDN Pakuhaji, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang. Menurutnya, salah satu inovasi pembelajaran yang bisa dilakukan adalah dengan mengembangkan materi berhitung dengan menggunakan media pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran tidak sekadar teori di dalam kelas. Dijelaskan Ika, pada pola pembelajaran yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara, di mana menjadikan sekolah sebagai taman bermain dan belajar juga harus diterapkan kembali di sekolah, termasuk di SDN Pakuhaji. Orang nomor satu di SDN Pakuhaji itu menuturkan, proses pembelajaran di Indonesia juga harus dapat menciptakan kenyamanan bagi para siswa. Seperti yang juga telah dilakukan pihaknya baru-baru ini dalam menyambut siswa baru. "Anak-anak harus dibuat menyenangkan pada saat belajar, karena kalau hanya disuruh membaca dan mengerjakan soal-soal, mereka akan merasa bosan. Pembelajaran yang memadukan dengan praktik, misalnya pagelaran, akan membuat anak-anak senang," ujarnya. Oleh karena itu, sudah saatnya kini para guru melakukan inovasi pembelajaran dan meninggalkan metode pembelajaran lama yang bersifat satu arah, di mana guru dianggap sebagai satu-satunya sumber ilmu. Kata Ika, saat ini masih banyak guru menerapkan pola pendidikan konvensional. Lebih menekankan kepada mengingat atau menghapalkan, memperoleh informasi hanya dari satu arah atau mengaplikasikan prosedur sederhana, kemudian tidak membuat mereka mahir dalam berpikir kritis terhadap permasalahan yang dihadapi. Pendidikan konvensional guru masih lebih banyak berperan sebagai sumber dan penyampaikan informasi bagi peserta didiknya. Selain itu, karakteristik materinya masih dibatasi dengan sumber-sumber baku yang terbatas dan peserta didik masih hanya sebagai penerima informasi. Menghadapi era digital saat ini, sudah saatnya kita mengubah paradigma proses pembelajaran di dalam kelas menjadi suatu proses yang penuh dengan pengalaman, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berkolaborasi dengan gurunya, dengan temannya untuk membangun dan mengorganisasi pengetahuan, melibatkan diri dalam penelitian, belajar menulis dan menganalisis serta mampu mengkomunikasikan apa yang mereka alami sebagai suatu pemikiran baru sebagai wujud pengalaman sesuai dengan usia mereka. (mas)
Sumber: