Kasus Kekerasan terhadap Anak Masih Banyak
SERANG – Kasus kekerasan terhadap anak di Kota Serang masih banyak. Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3KB) Kota Serang mencatat sepanjang tahun ini ada 18 kasus kekerasan terhadap anak di Kota Serang. Walikota Serang Syafrudin mengatakan, kekerasan terhadap anak di Kota Serang menjadi persoalan yang harus di tuntaskan. Karena hal itu dapat memengaruhi tumbuh berkembangnya anak di masa depan. "Kekerasan terhadap anak di Kota Serang ini memang banyak. Belum lagi masalah stunting dan gizi buruk. Ini juga masih melanda di Kota Serang," katanya kepada wartawan usai hadiri peringatan Hari Anak Nasional (HAN) Tingkat Kota Serang di halaman Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten, Rabu (28/8). Menurut dia, melalui peringatan HAN tingkat Kota Serang ini, orangtua harus bisa mendidik anak melalui pendidikan keagamaan dan pendidikan umum. "Saya berharap peringatan HAN ini peran orang tua bisa mendidik anaknya dengan baik," katanya. Ia mengatakan sebagai orangtua tentunya harus melakukan pengawasan kepada anak-anaknya agar tidak terjerumus ke dalam lingkungan yang salah. "Kami mengimbau kepada orang tua dan guru untuk bisa mendidik anak dan membekali anak sehingga membentuk karakter anak ini dengan baik," ucapnya. Di tempat sama, Bunda PAUD Kota Serang, Ade Jumaiyah mengatakan terkait masih maraknya kekerasan terhadap anak, dirinya meminta kepada orangtua untuk memperkuat pendidikan anak. Menurut dia, peran orangtua dalam memberikan pendidikan sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. “Saya meminta orangtua lebih memperhatikan anak dengan kasih sayang dan pendidikan,” kata istri Walikota Serang Syafrudin. Ia mengatakan total kasus kekerasan di Kota Serang sebanyak 20 kasus, terdiri atas dua kasus kekerasan terhadap perempuan dan 18 kasus kekerasan pada anak. “Kasus kekerasan yang mencapai 20 kasus ini harus jadi perhatian agar tidak terulang lagi ke depannya,” paparnya. Ia juga mengatakan, orangtua harus melakukan pengawasan terhadap anak dengan cara memperkuat pendidikannya dan memberikan perhatian kasih sayang. “Namanya anak sering butuh perhatian, dengan kasih sayang itulah mereka jadi merasa lebih nyaman,” katanya. Menurut dia, di tengah perkembangan zaman, anak lebih suka dengan gawainya. “Kita juga perlu tahu apa yang ditonton dan yang ada isi di handphone-nya. Intinya harus ada pengawasan dari kita sebagai orangtua,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Budaya (Dindikbud) Kota Serang Wasis Dewanto mengatakan, anak usia mulai dari enam tahun hingga 18 tahun merupakan usia emas yang juga harus dihargai oleh masyarakat, khususnya orangtua dan keluarga. "Karena bagaimana pun mereka juga perlu dihargai," katanya. Usia-usia tersebut, kata dia, harus didampingi oleh orangtuanya agar bisa melihat potensi apa yang dimiliki si anak sehingga mereka bisa berkembang dengan baik. "Saya kira ini tanggung jawab kita bersama dalam menjaga anak. Mulai dari bermain, belajar, kemudian alat belajar yang digunakan pun harus tetap didampingi," ujarnya. Ia mengatakan pintu kesuksesan anak adalah yang sesuai dengan potensinya. Hal itu merupakan tugas para pendidik dan orangtua dalam pengembangannya. "Saya yakin itu bisa mempengaruhi kehidupan anak di kemudian hari. Pasti anak-anak ini dapat berkembang dan bisa mandiri, kalau pendampingannya benar," ucapnya. (mg-04/tnt)
Sumber: