Kepedulian Warga Cilia Akan Kebersihan Terbangun

Kepedulian Warga Cilia Akan Kebersihan Terbangun

KRAMATWATU – Warga Kampung Cilia, RT 03 RW 002, Desa Telukterate, Kecamatan Kramatwatu, sukarela menyisihkan uangnya untuk mengelola sampah di lingkungannya. Kepedulian warga akan kebersihan lingkungan ini bentuk kesiapan Cilia ikut Kampung Bersih dan Aman Kabupaten Serang 2019. Ketua RW 002, Kampung Cilia, H Ahmad Supri mengatakan bahwa, setahun terakhir, pengelolaan sampah rumah tangga di lingkungannya telah dibantu badan usaha milik desa (BUMDes). “Pengangkutannya seminggu dua kali,” ujarnya kepada Radar Banten, Senin (26/8). Dijelaskan Supri, setiap rumah di RW 002 mengumpulkan sampah ke dalam kantong plastik. Lalu, hari Kamis dan Senin, petugas mengambil sampah dari rumah-rumah warga dan membuangnya ke bak sampah utama. Bak atau tempat pembuangan sampah (TPS) utama ini berada di Cilia. “Warga iuran dua ribu (rupiah-red) per bulan untuk biaya angkut sampah,” tutur Supri. Pengelolaan sampah rumah tangga seperti ini, menurutnya, sangat efektif diterapkan di Cilia. Selain memudahkan akses pembuangan sampah, juga mendidik warga agar tidak membuang sampah sembarangan. “Makanya, lingkungan kita (Kampung Cilia-red) bersih,” ujarnya. Meski begitu, Supri mengakui jika pihaknya belum bisa memenuhi semua persyaratan Kampung Bersih dan Aman. Yakni, harus memiliki TPS, memiliki sistem keamanan lingkungan (siskamling), kelompok pemuda sadar hukum, dan kelompok sadar lingkungan. “Kita cuma ada pos jaga dan bak sampah (TPS-red),” ungkapnya. Namun, Supri berjanji akan segera melengkapi dua persyaratan lomba. Ia optimistis, Cilia bisa bersaing dengan RW atau kampung lain. Pasalnya, kampung ini pernah menang lomba serupa tahun lalu. “Saya lupa nama lombanya, tapi Kampung Cilia mah memang terkenal bersih dan rapih,” akunya. Senada disampaikan warga Kampung Cilia, Wati. Ia mengaku percaya diri jika kampungnya bisa meraih juara Kampung Bersih dan Aman tingkat Kabupaten Serang. Alasannya, lantaran sistem pengelolaan sampah di Cilia yang sudah diatur dengan baik. “Dulu, kita masih harus jalan dua ratus meter buat buang sampah. Tapi sekarang, bisa lebih efisien,” ungkapnya. Wati yang berprofesi sebagai pedagang sayur dipungut Rp5.000 untuk kebersihan. Namun, ia tidak mengeluh karena jumlah sampah yang dia buang lebih banyak dari warga lain. Wati optimistis, Cilia bisa bersaing pada Kampung Bersih dan Aman 2019. “Semoga menang, supaya kampung ini bisa menambah fasilitas umum kaya tempat sampah dan lainnya,” harapnya. (mg06/don)

Sumber: