Cidurian Bebas Sampah, Komitmen Warga Kemuludan

Cidurian Bebas Sampah, Komitmen Warga Kemuludan

TANARA – Komitmen warga RT 01 RW 02, Kampung Kemuludan, Desa Tanara, Kecamatan Tanara, menjaga ekosistem Sungai Cidurian terbukti. Sungai itu bersih dari sampah. Warga bergotong royong membersihkan Sungai Cidurian dan lingkungannya sebagai persiapan mengikuti Kampung Bersih dan Aman Kabupaten Serang 2019. Ketua RT 01 RW 02, Kampung Kemuludan, Rusdi mengaku optimistis bisa memenangkan lomba kebersihan dan keamanan kampung tingkat Kabupaten Serang tersebut. Indikasinya, dari kebersihan lingkungan dan Sungai Cidurian yang bersih dari sampah. “Sejak dulu, warga sini (Kampung Kemuludan-red) tidak pernah buang sampah ke sungai,” tegas Rusdi kepada Radar Banten, Selasa (20/8). Rusdi mengaku, warga sudah terbiasa membakar sampah di belakang rumah masing-masing. Perilaku warga itu membuat Kemuludan menjadi lingkungan yang asri dan sejuk dengan sungai yang bersih. Kebersihan sungai itu membuat ekosistem aliran Sungai Cidurian di Kemuludan tetap terjaga. Sehingga, kerap didatangi warga dari Tangerang maupun Serang untuk memancing atau sekadar berkumpul bersama keluarga mereka untuk menikmati alam bantaran Sungai Cidurian. “Biasanya, setiap Sabtu dan Minggu, ada saja yang datang. Padahal, ini bukan tempat wisata,” ungkap Rusdi. Rusdi mengakui, komitmen warga Kemuludan tidak seratus persen membuat Sungai Cidurian steril sampah. Kalaupun terdapat sampah di sungai yang melintasi perkampungan ini, menurutnya, merupakan kiriman dari desa lain di daerah hulu sungai. “Tapi, tetap kami bersihkan supaya sungainya bagus dan lancar,” akunya. Soal empat persyaratan Kampung Bersih dan Aman, Rusdi tak menampik jika pihaknya belum bisa memenuhinya. Keempat persyaratan itu adalah ketersediaan tempat pembuangan sampah (TPS), sistem keamanan lingkungan (siskamling) yang efektif, kelompok pemuda sadar hukum, dan kelompok sadar lingkungan. “Kita baru punya gardu (pos kamling-red) dan tempat sampah cuma satu,” tuturnya. Rusdi menyatakan, hal itu karena pihaknya belum mendapatkan instruksi dari kepala Desa Tanara dan pengurus RW 02 untuk pembuatan TPS dan pembentukan kelompok pemuda sadar hukum serta kelompok sadar lingkungan. Namun, ia berjanji akan segera berkoordinasi untuk memenuhi keempat persyaratan lomba tersebut. “Paling, nanti kita akan pungut iuran warga,” ungkapnya. Kampung Kemuludan, ujar Rusdi, memiliki 150 kepala keluarga (KK). Sebagian besar warganya berada di strata ekonomi menengah ke bawah. Namun, Rusdi menjamin, jika untuk urusan iuran demi kebaikan kampung, warga Kemuludan kompak menyisihkan uangnya dan gotong royong. “Di sini, anak mudanya banyak pengangguran, bapak-bapaknya buruh tani. Tapi, kalau untuk urusan iuran kampung, ada saja yang ngasih lima ribu rupah mah per orang,” ungkapnya. Senada disampaikan Marsanah, warga Kampung Kemuludan, yang mengaku senang jika ada perbaikan kampung dengan gotong royong. Apalagi, ketika mengetahui kampungnya diikutsertakan dalam Kampung Aman dan Bersih 2019. Ibu empat anak itu siap bekerja membersihkan kampung. “Setiap hari juga di sini mah bersih dan aman, jadi pasti bisa menang lomba,” tegas Marsanah optimis. (mg06/don/ira)

Sumber: