Buruh Duga PT WSSM Dilindungi Disnaker

Buruh Duga PT WSSM Dilindungi Disnaker

JAYANTI – Puluhan mantan karyawan PT Walbrick Sindo Sejahtera Makmur (WSSM) kembali menggelar aksi protes, lantaran pihak perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara sepihak, Selasa (6/6). Kali ini demonstran memblokir pintu masuk perusahaan yang memproduksi batu bata ringan (hebel), dengan beberapa sepeda motor dan satu unit pickup. Aksi yang dilakukan perusahaan yang berada di Jalan Raya Serang Km 34, Kecamatan Jayanti, Tangerang ini merupakan aksi lanjutan. Sebelumnya, aksi jahit mulut juga sudah dilakukan oleh seorang buruh untuk meprotes sikap perusahaan yang melakukan PHK sepihak. Susilo selaku koordinator lapangan mengatakan, PT WSSM telah melakukan PHK terhadap 15 orang tenaga kerja karena membentuk Serikat Pekerja/Serikat Buruh beberapa waktu lalu. PHK itu tanpa membayar pesangon sebagaimana diatur dalam Pasal 156 ayat 1 Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. “Aksi seperti ini sudah kita lakukan sejak dua bulan yang lalu, termasuk aksi jahit mulut itu. Tetapi sampai saat ini tidak digubris. Sebenarnya bukan hanya masalah PHK sepihak, cuma selama ini tidak pernah terekspos. Ironisnya lagi, perusahaan ini tidak mengizinkan pekerja untuk Salat Jumat dengan alasan api di produksi tidak boleh dimatikan,” jelas kepada Tangerang Ekspres. Susilo mengungkapkan, ada beberapa anak di bawah umur yang bekerja di sana. “Kemarin itu ada tiga orang yang di bawah umur tapi sudah masuk lagi. Kita juga mengerti karena mereka butuh uang,” katanya. Persoalan lain yang dialami kelimabelas buruh ini, lanjut dia, upah yang diberikan perusahaan tidak sesuai upah minimum Kabupaten Tangerang. UMK Tangerang saat ini sebesar Rp3.272.000, sementara upah yang diterima para buruh itu hanya berkisar Rp1.500.000 hingga Rp2.500.000. Pengurus DPC Perserikatan Buruh Seluruh Indonesia wilayah Kabupaten Tangerang itupun menuding, ada perlindungan dari dinas ketenagakerjaan dan kepolisian setempat terhadap perusahaan tersebut. “Buktinya 'kan Disnaker tidak pernah turun ke lapangan. Polisi juga santai saja, bahkan tadi pagi sempat bentrok,” ucapnya. Hal senada disampaikan Syarief Hidayat yang mengaku telah bekerja di PT WSSM lebih dari 5 tahun. “Sebelum kena PHK saya terima gaji Rp2,5 Juta dan tahun sebelumnya hanya Rp2,3 Juta. Saya di sini memang HL (tenaga harian lepas), tidak dapat tunjangan dan jaminan kesehatan,” kata dia menjelaskan. Dia pun sangat menyayangkan karena sama sekali tidak diberikan pesangon. Sayangnya, hingga pukul 13.00 WIB wartawan belum bisa melakukan konfirmasi ke pihak perusahaan. Seorang penjaga keamanan, Endang Idim, mengatakan seluruh pimpinan perusahaan tidak berada di tempat. “Semua sudah ke Alam Sutera, menyelesaikan masalah ini. Tidak ada di sini,” ujarnya singkat. Sejauh pantauan Tangerang Ekspres, hingga siang hari para demonstran tetap bertahan di bawah teriknya matahari. Ketika ada kendaraan pengangkut batu bata yang keluar, pihak kepolisian menertibkan kendaraan-kendaraan dan spanduk-spanduk yang dibentangkan. Bahkan sempat terjadi cekcok antara pengunjuk rasa dengan sopir truk yang hendak masuk ke area pabrik. Sementara itu, satu personel dari Polsek Cisoka, Ipda Zaenudin, menepis telah terjadinya bentrok dengan demonstran. “Baik-baik saja, tidak ada itu (bentrok). Kita di sini hanya melakukan pengamanan,” ujarnya. Zaenudin menjelaskan, pihaknya dibantu Sat Sabhara Polresta Tangerang berjumlah sekitar 50 personel dikerahkan untuk melakukan pengamanan. (mg-3)

Sumber: