TMMD 105 Kronjo/ Tigaraksa, Pelajar Antusias Belajar Membatik

TMMD 105 Kronjo/ Tigaraksa, Pelajar Antusias Belajar Membatik

KEMIRI – SMK Mutiara Bangsa, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang berkesempatan dikunjungi satuan tugas (Satgas) Non Fisik TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) 105 Kronjo, Kodim 0510/Tigaraksa, Selasa (30/7). Selain mendapatkan penyampaian materi soal bela negara, bahaya penyalahgunaan narkoba, kesehatan reproduksi remaja dan tertib berlalu lintas, pelajar juga mendapatkan pelatihan membatik. Batik dipilih satgas disosialisasikan kepada kaum milenial, karena merupakan warisan budaya bangsa yang telah mendunia. Sehingga sebagai salah satu kebanggaan bangsa, keterampilan membatik harus dikuasai remaja. Pelajar sekolah tersebut mencoba menghasilkan karya batik hasil tangannya sendiri. Di bawah bimbingan seorang mentor, mereka asyik berekspresi dari membuat pola sampai menyelupkan kain ukuran sekitar setengah meter ke cairan malam. Hasilnya, beragam hasil karya mereka pun nampak. Meski masih sangat amatiran, namun pengalaman perdana mereka membatik itu sangat berkesan. "Ternyata enggak mudah membatik itu, perlu kesabaran dan keuletan. Tapi mengasyikan," kata Anita, siswa SMK Mutiara Bangsa. Anita mengaku, pengalaman membatik itu pertama kalinya ia terima. Sebelumnya, ia hanya menjadi konsumen semata. "Suka sih sama batik, saya punya beberapa koleksi batik. Kadang dipakai untuk acara khusus," tambahnya. Sebelumnya, Dansatgas TMMD 105 Kronjo Letkol Inf Parada Warta Nusantara Tampubolon mengatakan, Pelatihan membatik tersebut sangat penting. Sebab, kata Parada, batik adalah warisan budaya yang harus dilestarikan. “Kabupaten Tangerang juga memiliki beragam motif batik, kami ingin generasi penerus bangsa ini bangga dan mampu meneruskan budaya bangsa ini,” kata Parada Lanjut Parada, melalui membatik, pihaknya berharap tertanam kesadaran kebudayaan pada sekitar 70 peserta kegiatan tersebut. Pelajar diharapkan bangga memiliki salah satu produk kebudayaan Indonesia. Menurutnya, kebudayaan menjadi salah satu landasan pembangunan bangsa. Tanpa kebudayaan yang kuat, kaum milenial itu bisa kehilangan jati diri di tengah pergaulan global dampak dari perkembangan teknologi komunikasi yang sangat pesat. “Dengan landasan budaya yang kuat, kami yakin generasi penerus kita semakin kokoh dan teguh sebagai warga negara Indonesia yang mampu membawa bangsa ini sesuai dengan cita-cita perjuangan para pahlawan kita,” pungkasnya. (mg-10/mas)

Sumber: