Indonesia Rujukan Masyarakat Internasional
Reporter:
Redaksi Tangeks|
Editor:
Redaksi Tangeks|
Jumat 02-06-2017,06:31 WIB
Dalam peringatan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2017 ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan, semua masyarakat harus mengingat kodrat bangsa Indonesia. Kodratnya keberagaman. Itu sudah ditakdirkan Tuhan untuk masyarakat Indonesia.
Mantan Wali Kota Solo itu menuturkan, dari Sabang sampai Merauke adalah keberagaman, berbagai etnis berbagai bahasa lokal, berbagai adat istiadat, berbagai agama kepercayaan serta golongan, bersatu padu membentuk Indonesia. "Karena itulah disebut dengan Bhinneka Tunggal Ika Indonesia," ujar Jokowi dalam pidato peringatan Hari Lahir Pancasila di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Pejambon, Jakarta, Kamis (1/6).
Namun kehidupan berbangsa dan bernegara ini, sambungnya, selalu mengalami tantangan. Kebhinekaan selalu diuji, ada pandangan dan tindakan yang selalu mengancamnya, kemudian sikap tidak toleran yang mengusung ideologi lain selain Pancasila. "Semua diperparah oleh penyalahgunaan media sosial, oleh berita bohong, oleh ujaran kebencian yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia," tegasnya.
Untuk itu dia meminta masyarakat harus belajar dari pengalaman buruk negara lain yang dihantui oleh radikalisme dan konflik sosial. Kemudian dihantui juga oleh terorisme dan perang saudara. Indonesia bisa terhindar dari masalah masalah tersebut asalkan masyarakat bisa hidup rukun dan bergotong-royong untuk memajukan negeri ini. "Dengan Pancasila, Indonesia adalah rujukan masyarakat internasional untuk membangun kehidupan yang damai, yang adil, yang makmur di tengah kemajemukan dunia," ungkapnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengajak peran aktif para ulama, para ustaz, pendeta, pastur, biksu, pedanda, pendidik, budayawan, pelaku seni, pelaku media, jajaran pemerintahan, TNI dan Polri, serta seluruh komponen masyarakat untuk bersama-sama menjaga pancasila. "Pemahaman dan pengamalan pancasila harus terus ditingkatkan. Ceramah keagamaan dan materi pendidikan, fokus pemberitaan dan perdebatan di media sosial harus menjadi bagian dari pendalaman dan pengamalan Pancasila," pungkasnya. (cr2/JPG)
Sumber: