27 Tahanan Rutan Siak Belum Tertangkap

27 Tahanan Rutan Siak Belum Tertangkap

PEKANBARU -- Kepolisian Daerah Riau mengerahkan sedikitnya 290 personel gabungan guna menangkap puluhan narapidana dan tahanan Rutan Klas IIB Siak Sri Indrapura. Puluhan narapidana dana tahanan itu terlibat aksi kerusuhan dan melarikan diri, Sabtu (11/5) dini hari. Kepala Bidang Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto mengatakan personel polisi dari Polda Riau, Brigade Mobil dan Polres Siak itu disebar ke sejumlah lokasi. "Sedikitnya 290 personel polisi dan 30 bantuan TNI saat ini tengah menyisir dan mencari tahanan yang kabur," kata Sunarto di Pekanbaru. Dia menyebutkan berdasarkan laporan di lapangan, saat ini terdapat 27 tahanan yang masih dalam tahap pencarian. Secara keseluruhan, Rutan Siak menampung 648 tahanan. Akibat bentrokan yang terjadi dinihari tadi, dia mengatakan 153 tahanan sempat kabur. Namun, sebagian besar telah ditangkap kembali. Sementara 495 tahanan yang bertahan di Rutan sepakat dipindahkan ke sejumlah Rutan dan Lapas di Riau setelah terlibat negosiasi panjang. Kepolisian Resort Kota Pekanbaru juga turut meningkatkan pengamanan dengan menurunkan ratusan personel bersenjata api ke perbatasan Pekanbaru-Siak. Pekanbaru dan Siak adalah dua wilayah bertetangga. Sedikitnya ada tiga pintu masuk utama yang diperketat pengawasan oleh Polresta Pekanbaru. Ketiga titik itu adalah jalan lintas Siak-Pekanbaru via Kecamatan Tenayan Raya, selanjutnya via Rumbai dan Rumbai Pesisir. Susanto yang memimpin langsung kegiatan itu memeriksa semua kendaraan yang masuk dari arah Siak. Baik itu angkutan umum dan pribadi seperti bus, truk, kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua. Bentuk Tim Investigasi Pasca kerusuhan, Kementerian Hukum dan HAM membentuk tim untuk menginvestigasi insiden kerusuhan di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Siak Sri Indrapura, Provinsi Riau. Untuk itu, Kemenkumham tidak mau berspekulasi tentang penyebabnya sampai menunggu hasil investigasi internal. "Kita membentuk tim guna melakukan penyelidikan terkait kerusuhan di Rutan Siak," kata Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kemenkum HAM, Sri Puguh Budi Utami, usai meninjau kondisi Rutan Siak, Sabtu (11/5). Ia menyayangkan terjadinya insiden yang terjadi pada bulan Ramadhan itu. Dalam insiden yang terjadi pada Sabtu dini hari itu tidak ada korban jiwa. Untuk tahap pemulihan, Kemenkum HAM memutuskan untuk merelokasi ratusan narapidana dan tahanan dari Rutan Siak ke beberapa cabang rutan dan lapas lain di Riau. Insiden di Rutan Siak menjadi yang kedua kalinya terjadi di fasilitas rutan di Provinsi Riau dalam kurun dua tahun terakhir. Sebelumnya, kerusuhan pernah terjadi di Rutan Sialang Bungkuk di Kota Pekanbaru pada 2017. Insiden itu membuat ratusan napi dan tahanan kabur dan masih ada yang belum ditangkap sampai hari ini. Dalam hasil investigasi Kemenkum HAM, pemicu kerusuhan di Rutan Sialang Bungkuk adalah akibat oknum internal rutan yang melakukan pemungutan liar dan kondisi Rutan yang terlalu padat. Dalam proses kasus tersebut sudah ada petugas Rutan yang dipecat. Kepolisian Resor Siak menyatakan masih menyelidiki penyebab kerusuhan dan kebakaran di Rumah Tahanan Kelas II B Siak Sri Indrapura pada Sabtu dini hari meski tidak memungkiri akibat adanya kekerasan dari pihak sipir. "Dari informasi awal memang ada ketidakterimaan warga binaan dari petugas di sini yang melakukan perbuatan yang tidak baik. Tapi sedang kita lakukan penyelidikan," kata Kepala Polres Siak, Ahmad David di Siak. Ia menceritakan, awalnya memang ada salah seorang warga binaan yang kebetulan perempuan ditemukan memiliki sabu-sabu. Jumlahnya sekitar segempal dan masih belum ditimbang. Dari sana, diinformasikan ke Satuan Narkoba Polres Siak untuk dilakukan pemeriksaan. Hingga akhirnya dilakukan pengembangan dan mengarah pada tiga pelaku lain yang juga warga binaan di rutan. Diduga setelah adanya kejadian penemuan narkoba itu terjadi perlakuan tidak baik dari petugas rutan ke warga binaan. Salah seorang napi, Sudanto, mengaku oknum petugas rutan datang ke sel tahanan tiga warga binaan yang diduga terlibat narkoba itu lalu melakukan tindakan kekerasan. Mengetahui hal itu warga binaan lain marah semua dan dengan spontan banyak mendobrak pintu sel masing-masing. Pintu sel akhirnya jebol dan hancur oleh para tahanan hingga semuanya bisa keluar dari sel.(ant)

Sumber: