Siswa SD Pamerkan Alat Pendeteksi di Kompetisi Robotic, Terinspirasi Tsunami Lampung dan Pandeglang

Siswa SD Pamerkan Alat Pendeteksi di Kompetisi Robotic, Terinspirasi Tsunami Lampung dan Pandeglang

Musibah bencana gempa bumi disertai tsunami yang melanda selat Banten dan Lampung beberapa waktu lalu, menjadi pelajaran berharga bagi 4 siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Permata Bunda II, Lampung. Keempatnya yakni, Naila Zafira, M Yusuf Ibrahim, M Hafidz Suryaman, dan Razan M Alfalah. Mereka menciptakan suatu alat Early Warning System pendeteksi gempa dan tsunami. Naila menuturkan, bahwa bencana gempa dan tsunami memberikan hikmah kepada mereka agar membuat terobosan inovasi. Di mana hasilnya diharapkan dapat meminimalisir dampak bencana bagi masyarakat luas. "Saat gempa dan tsunami kemarin, Alhamdulillah kita selamat. Setelah itu, akhirnya kita sama-sama berpikir untuk menciptakan alat deteksi ini, agar bisa menyelamatkan saudara-saudara kita yang lain jika musibah bencana itu kembali datang," katanya di sela-sela perlombaan robotic tingkat nasional di ICE BSD, Tangerang, Minggu (14/4). Alat yang berhasil diciptakan Naila dan tiga temannya itu terbilang sederhana, namun untuk merangkainya dibutuhkan ketelitian mendalam. Alat Early Warning System itu bekerja berdasarkan dua sensor, sensor gerak dan sensor air. “Menciptakan ini sekira dua bulan. Sempat tiga kali gagal waktu pertama merangkai cara kerjanya," jelas Naila. Dalam proses pengerjaannya, keempat siswa itu mendapat pendampingan dari Lembaga Doktor Pintar Robotik. Meski begitu, semua ide, konsep, kebutuhan dan desain adalah murni dikerjakan oleh Naila, Yusuf, Hafidz, dan Razan. "Komponennya tidak begitu mahal, yang mahal ini ide dari mereka. Karena jalannya dari mana, konsepnya seperti apa, kebutuhannya apa, sampai yang mendesain itu juga mereka. Kita hanya membantu di coding-coding sederhana," terang Iwan Purwanto, mentor dari Lembaga Doktor Pintar Robotik saat mendampingi Naila dan temannya. Dijelaskan Iwan, sensor gerak dalam alat itu bisa memberikan respon suara ketika terjadi gerakan-getaran akibat gempa. Begitu pun pada sensor air, bila mendeteksi air pada ketinggian level tertentu maka secara otomatis akan menimbulkan respons suara. "Jadi kedua sensor akan merespons dalam bentuk suara dan lampu yang menyala," ungkapnya. (jpnn/mas)

Sumber: