Penanganan Banjir Belum Selesai
TANGERANG – Pemkot Tangerang belum mampu menyelesaikan penanganan banjir Periuk. Sejumlah infrastruktur yang masih menjadi pekerjaan rumah Pemkot, antara lain lanjutan pembangunan tanggul, pembangunan penampungan air (embung-red), rumah pompa dan normalisasi saluran pembuangan limbah. Sebanyak 5 perwakilan warga Perumahan Periuk Damai di lingkungan RW 08, Kelurahan Periuk, mendatangi DPRD, Rabu (24/5). Mereka mengeluhkan tentang pembangunan penanggulangan banjir yang hingga kini belum selesai. Ketua RW 08 Ganda Aritonang menerangkan, warga merasa was-was dengan belum selesainya pembangunnn tanggul penahan air. “Pada 2014 lalu, kami mengajukan pembangunan tanggul sepanjang 284 meter,” terang pengurus RW yang akrab disapa Ari ini. Selanjutnya Pemkot telah melaksanakan 2 tahap pembangunannya sepanjang 245 meter. “Masih 40 meter tanggul yang belum dibangun. Ini sangat meresahkan warga. Sebab khawatir akan datangnya air dengan debit besar. Sehingga memungkinkan banjir,” tutur Ari. Warga juga mengusulkan betonisasi penampungan air. Sebagai lahan utnuk menampung air saat curah hujan tinggi. “Tahun lalu embung itu pernah dikeruk. Namun karena tanah yang labil, maka kembali daerah resapan air itu mengalami pendangkalan,” ujar Ari. Warga sesuai usulan, meminta Pemkot untuk membeton penampungan tersebut. Supaya tanah tidak kembali turun. Pengajuan lain yang belum direalisasikan adalah pembangunan rumah pompa. Pada saat WH menjadi walikota, telah dibangun satu rumah pompa air. Karena dirasa masih sangat kurang, pada 2014 lalu warga kembali mengusulkan pembangunan serupa di lokasi terpisah. “Melalui Musrenbang, saat itu kami meminta membangun satu rumah dengtan 4 mesin pompa,” ungkapnya. Pembangunannya tambah Ari, sudah direalisasikan, hanya saja Pemkot hanya menyediakan 1 pompa satelit dan 1 pompa diesel. Artinya masih kurang 2 unit. “Permohonan yang kami ajukan beralasan dan sesuai fakta. Sebab dengan sarana yang ada saat ini, masih sulit untuk mengatasi bila terjadi limpahan air dari daerah sekitar,” jelas Ari. Sedangkan mantan ketua RW setempat Agus Sunardi juga meminta, pemkot melengkapi sarana dan prasarana Posyandu. “Pada 2013 lalu, Posyandu kami kebanjiran yang menyebabkan seluruh peralatannya rusak,” tutur Agus. Kemudian pada 2014 juga melalui Musrenbang, masyarakat mengusulkan supaya Pemkot mengganti fasilitas yang rusak. Namun hingga kini, Posyandu itu hanya mendapat pinjaman dari kelurahan dan kecamatan setempat. Berupa kursi dan meja. “Padahal setiap bulannya, layanan kesehatan warga itu berjalan lancar,” tutur Agus. Masyarakat juga meminta, supaya Pemkot menyediakan sarana air bersih di Posyandu itu. “Pompa air sudah sejak lama rusak terendam air. Juga kedalaman sumber air tidak bisa dijangkau mesin yang diberikan pemerintah,” ungkapnya. Jadi warga menurut Agus, meminta pemasangan instalasi PDAM di gedung sarana umum warga itu. “Kasihan warga, harus meminta air dari sekitar Posyandu bila ingin ke toilet,” tandas Agus. Sementara itu anggota DPRD Kota tangerang Sjaifuddin Z Hamadin meminta Pemkot untuk secepatnya meyelesaikan tuntutan warga. “Kalau bisa tahun ini juga bisa direalisasikan. Sebab sudah sangat darurat,” katanya. Jangan sampai ketika bencana banjir terjadi, baru kemudian Pemkot melakukan aksi. Untuk diketahui, banjir yang pernah melanda perumahan ini, mencapai kedalaman 4 meter. Hanya atap rumah warga saja yang tampak saat banjir datang. (tam)
Sumber: