DPMP3AKB Ajak Mahasiswi Mau Berpolitik

DPMP3AKB Ajak Mahasiswi Mau Berpolitik

SERPONG-Dinas Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DPMP3AKB) Kota Tangsel mengajak mahasiswi untuk menggunakan hak suaranya dalam Pemilu mendatang. Hal tersebut dikatakan Kepala DPMP3AKB Kota Tangsel Khairati dalam sosialisasi peningkatan partisipasi perempuan dalam politik bagi mahasiswi di Hotel Pranaya BSD City, Kamis (14/3). Khairati mengatakan, mahasiswi merupakan pemilih semula dan disiapkan sebagai perempuan untuk hadapai politik pada masa depan. "Kita beri pemahaman kepada mahasiswi bila politik digambarkan tidak seram, sehingga mereka mau menggunakan hak suaranya dalam pemilu dan kedepan mau terjun kedunia politik," ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Kamis (14/3). Khairati berharap, dengan adanya pendidikan politik perempuan di Tangsel partisipasi politiknya dapat meningkat, dan tidak golput dalam pemilu mendatang. Mahasiswi kedepan juga diharap dapat menjadi politikus, apalagi saat ini jumlah kursi di DPR maupun DPRD 30 persennya khusus untuk perempuan. "Saat init ini cari 30 persen calon anggota dewan tidak mudah. Ini kesempatan membuka wawasan bagi mahasiswi dan nantinya sebagai calon legislatif," tambahnya. Masih menurutnya, mahasiswi diharapa kedepan saat menjadi anggota DPRD bisa berkwalitas, mampu memberi warna yang sesusai pengarusutamakan gender. Peserta sosialisasi sebanyak 60 orang dari kampus-kampus di Tangsel. "Sosilisasi ini untuk buka mata agar mahasiswi mengunakan suara dalam pemilu. Berpolitik bisa dimulai dari organisasi di kampus," tuturnya. Sementara itu, Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany mengatakan, sosialisasi tersebut untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam pemilu. "Tahun ini adalah tahun politik serta akan ada 5 pemilihan, dan mahasiswi diharapkan tidak golput," ujarnya. Airin menambahkan, mahasiswi diharap mendapat pengetahuan dari narasumber dan berguna untuk masa depan. Masa-masa kuliah diharap bisa dimanfaatkan untuk belajar organisasi dan termasuk di luar kampus maupun lingkungan masyarakat. "Saya aktif okganisasi dari mulai SD sampai kuliah dan juga masuk dunia politik dan menjadi walikota," tambahnya. Masih menurutnya, bila kita masuk politik mau jadi abu-abu atau hitam itu tergantung diri kita sendiri. Kita harus punya prinsip dan harus melihat dari sudut pandang berbeda. Peran wanita dalam politik belum maksimal dan dalam jumlah di legislatif harus 30 persen. Tapi, mencari 30 persen itu susah, makanya pemkot siapkan mahasiswi sebagai generasi masa depan untuk mau terjun kedunia politik. Kegagalan dalam berpolitik adalah kemenangan yang tertunda, dalam politik ada masa kalah dan menang tapi, itu akan jadi batu loncatan untuk lebih maju dalam dunia politik. "Mudah-mudahan mahasiswi bisa masuk dalam dunia politik dan diharap bisa jadi bupati, walikota, gubernur dan lainnya," tuturnya. (bud)

Sumber: