Bupati Semprot Disperindag
CIKUPA-Bupati Tangerang A.Zaki Iskandar, sewot saat mengunjungi Gerai Tangerang Gemilang. Gedung pusat promosi usaha mikro kecil menengah itu, belum ada pengelolanya, sejak diresmikan Desember 2017 itu. Bahkan, jumlah UKM yang memanfaatkan gedung tersebut, masih sangat sedikit. Saat memberikan sambutan, Zaki, menumpahkan kekesalannya kepada pejabat Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) yang ada di aula gedung Gerai Tangerang Gemilang. “Dinas perindustrian nih kalau marchendaise seperti apa kualitasnya, ini yang saya harapkan. Ini saya ngomongnya ampe berbusa-busa nih, kapan ini kapan ada pengelolaannya? Masya Allah, hese (susah) amat sih! kata Zaki dengan nada tinggi. Sontak para pejabat Disperindag terdiam dan tertunduk. Zaki mengultimatum disperindag. Jika tak segera mengelola dengan baik gedung Gerai Tangerang Gemilang, akan menutupnya. Lantaran, jika kondisi seperti ini tak segera diatasi, akan menjadi cibiran publik. “Tanya ke gerai sana, mau apa?, jangan cuman ngomong minta (minta gedung) doang, sudah disiapin semuanya. Jadi saya harap sampai lewat Lebaran belum beres belum ada pengelolaannya, mending tutup aja nih gerai dari pada diomongin orang, tutup sajalah, dilelang atau jual saja,” katanya. Bupati meminta disperindag serius dalam melakukan pembinaan dan pengelolaan gerai, sehingga tidak lagi terlihat sepi pengunjung. Ia berpesan untuk tidak menggunakan jalur cepat hanya demi mengejar keramaian semata. “Jangan sampai produknya mewah, tetapi yang dagang produk orang lain (bukan asli Tangerang) karena mengejar keramaian. Gedung ini dibuat dan didesain untuk mengembangkan, mempromosikan, dan meningkatkan produk-produk UMKM warga Kabupaten Tangerang,” tegasnya. Puncaknya, Zaki mempertanyakan jumlah UMKM se-Kabupaten Tangerang yang jumlahnya menurut penilaian anak buahnya sebagai keberhasilan. Namun menurutnya jumlah yang ada saat ini masih kurang dari harapan. Untuk itu, ia mengingatkan kepada disperindag untuk terus berusaha melayani masyarakat dengan baik. “Katanya banyak UMKM mana?, kalau cuman 88 doang se-kabupaten, atuh kurang. Yang ada dulu dikumpulin, hayu mau dibuat apa dulu yang ada?, bagaimana meningkatkan kualitas, bagaimana mau mematenkan? Inilah tugas dinas membantu, dan jangan pake embel – embel lagi, bikin malu aja,” tandasnya. Usai sambutan, Zaki mengatakan, pemkab masih membahas mengenai pengelolaan gerai dengan landasan bukan saja kepada keramaian akan tetapi mempertimbangkan dengan aturan yang ada. “Belum nanti masih dibicarakan secara komprehensif. Bisa dalam bentuk kerjasama, sewa, atau kolaborasi nanti kita cari yang sesuai dengan aturan,”ucap Zaki kepada awak media. Terpisah, Agus, pelaku UMKM berbahan bambu, mengaku, tidak terlalu mengharapkan gerai. Lantaran, dirinya telah memiliki kios serta toko on line tersendiri yang tidak bergantung kepada hasil penjualan yang ada di gerai. “Disana (gerai) tidak bisa menjual langsung, pihak pengelola yang menjual. Saya hanya kirim barang ke sana. Pertama kali gabung di saat gelaran Asian Games tahun lalu, baru dua kali kirim ke gerai. Saya fokus yang di luar karena sudah ada kios serta toko on line sendiri. Sudah mandiri saya mah,” katanya kepada Tangerang Ekspres melalui sambungan seluler. Senada, Ketua Forum Usaha Mikro Kecil (Forsami) Suhendra, berharap adanya pengelolaan yang dilakukan di luar dari kedinasan. Menurutnya dinas kurang memahami antara kebutuhan serta keinginan para pelaku usaha di tempat tersebut. Ia menunggu langkah konkrit dari pemerintah untuk bersama-sama memajukan gerai UMKM gemilang. “Lebih baik yang mengelola itu dari latar belakang pengusaha di luar disperindag. Karena pengusaha lebih mengerti apa yang kita butuhkan kan sesama pengusaha,” tandasnya. (mg-10)
Sumber: