Debat Capres Kedua Lebih Dinamis
JAKARTA - Debat Capres kedua yang akan dilaksanakan 17 Februari 2019 mendatang dipastikan lebih dinamis dibandingkan debat perdana. Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih menggodok dan melakukan persiapan. Kepastian rencana teknis baru akan dibahas hari ini, bersama tim sukses kedua paslon, televisi penyelenggara dan pihak terkait. Komisioner KPU, Wahyu Setiawan mengatakan, pihaknya telah merencanakan untuk memperkaya hasanah para panelis dengan menggelar Forum Grup Discussion (FGD) antara panelis dengan para pihak yang relevan dengan tema debat ke dua. "FGD tersebut nantinya hanya akan melibatkan panelis dan pihak yang terkait dengan tema debat. Misalnya NGO dan tokoh atau pakar sesuai dengan tema debat. KPU menargetkan, batas akhir penyerahan pertanyaan dari panelis sehari sebelum debat. Harus kita siapkan, karena kan soal itu kita tidak beritahukan ke peserta, soal hanya diketahui para panelis," terangnya di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (5/2). Wahyu memaparkan, ada sejumlah perubahan. Yang pertama, abstraksi kisi-kisi soal tidak diberikan ke peserta debat. Kedua, KPU membuat format dan mekanisme debat lebih rileks, original. Agar para capres bisa mengeksplorasi gagasan-gagasan besar yang tercantum dalam visi misinya. "Jadi debat kedua tampilan akan berbeda. Kemudian tata panggung akan diubah, sehingga mungkin kandidat akan duduk. Dibelakang kandidat tidak ada audiens. audiens hanya di depan kandidat. Ini akan memungkinkan tata panggung lebih nyaman dinikmati oleh semua pihak," jelasnya. Terkait durasi, Wahyu menambahkan, kemungkinan debat akan berlangsung 90 menit. Ini bersih, belum termasuk iklan, tegasnya. Tetapi dalam 90 menit itu ada sesi yang berubah. Sesi ke-4 itu formatnya baru. Akan sangat longgar, memungkinkan kandidat berdebat secara terbuka, mereka tampil lebih rileks dan pemirsa juga akan lebih nyaman. "Jadi silahkan saling berdebat dalam koridor tema debat kedua, lah nanti peran moderator akan lebih besar, moderator akan mendinamisir debat sekaligus. Apabila terlalu dinamis juga akan membatasi berdebat," tambahnya. Sebelumnya, Manajer Advokasi Publish What You Pay (PYWP) Indonesia Aryanto Nugroho menilai, debat kedua menjadi momen penting bagi kedua capres. Kedua pihak bisa membahas pengambilalihan Freeport dan Blok Rokan. "Kedua capres juga perlu mengungkapkan pandangan terkait divestasi yang ingin dilakukan perusahaan lain dalam debat nanti," tuturnya. Aryanto berharap, kedua capres membahas soal perpanjangan kontrak perusahaan yang berkaitan dengan Sumber Daya Alam (SDA) di Indonesia, sesuai dengan tema debat yang mengangkat SDA. (khf/fin)
Sumber: